Jumat, 27 Januari 2012

Alat-alat Klimatologi Konvensional

 Klimatologi on Des.20, 2008
1.   ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA
Tekanan udara adalah gaya berat/ gaya tekan udara pada suatu luasan tertentu. Persamaan fisis untuk mengetahui tekanan udara adalah :

Perhitungan dilakukan dengan metode pipa U, dimana tekanan pada pipa A akan sama dengan tekanan di pipa B, sehingga bila kolom udara pada salah satu kolom difakumkan dan massa fluida (m) serta konstanta grafitasi (g) diketahui maka tekanan pada pipa terbuka (identik dengan tekanan udara lingkungan) akan diketahui.
         
(A)    (B)    (C)
Prinsip Bejana Pipa U    Prinsip Barometer Air Raksa    Bentuk Fisik Barometer Air Raksa
1.1. BAROMETER AIR RAKSA
Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di dalam bejana. Barometer air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari tabung gelas berisi air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana air raksa.
•    Syarat penempatan :
a.      Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (Homogen)
b.      Tidak boleh kena sinar matahari langsung
c.      Tidak boleh kena angin langsung
d.      Tidak boleh dekat lalu-lintas orang
e.      Tidak boleh dekat meja kerja
f.        Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts
•    Cara pemasangan :
a.      Dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat
b.      Tinggi bejana + 1 m dari lantai
c.      Sebaiknya dipasang di lemari kaca
d.      Latar belakang yang putih untuk memudahkan pembacaan
•    Cara membaca :
a.      Baca suhu yang menempel pada Barometer
b.      Naikkan air raksa dalam bejana, sehingga menyinggung jarum taji
c.      Skala Nonius (Vernier) sehingga menyinggung permukaan air raksa
d.      Baca skala Barometer dan skala Nonius
e.      Gunakan koreksi yang telah disediakan
•    Cara membawa (Transport) :
a.      Barometer dibalik pelan-pelan sehingga bejana berada di atas.
b.      Masukkan dalam kotak transport, dengan bejana tetap diatas
c.      Membawanya bejana harus tetap berada diatas
•    Koreksi-koreksi :
a.    Koreksi Index
b.    Koreksi Lintang
c.    Koreksi Tinggi  : Untuk membandingkan tempat-tempat tertentu diperlukan tekanan udara diatas permukaan laut.
d.    Koreksi Suhu    : Jika pembacaan lebih tinggi dari 0 0C, maka pembacaan Barometer dikurangi dengan koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0 0C koreksi ditambah.
1.2. BAROMETER ANEROID
Barometer ini menggunakan prinsip perubahan bentuk tabung/ kapsul logam akibat adanya perubahan tekanan udara. Sedikitnya ada 2 jenis barometer aneroid, yaitu:
1.      Jenis Bourdon : Terdiri dari sebuah pipa besi/ baja yang melengkung, berbentuk oval. Gaya pegas pipa ini sama dengan tekanan udara. Perubahan tekanan udara menyebabkan perubahan bentuk ke-oval-an dari pipa, sehingga jarum penunjuk akan bergerak. Pergerakan jarum tersebut kemudian dikonversi dalam skala tekanan udara.
2.      Jenis Vidi : Bagian terpenting ialah kapsul/ cell dari besi/baja, isinya dikosongkan/ hampa udara, permukaan atas dan bawah bergelombang. Kapsul/ cell ini biasanya terdiri dari 7 atau 8 lapisan. Jika tekanan udara naik, maka kapsul/ cell ini tertekan dan menarik sebagian dari tuas (lever) ke bawah, bagian lainnya akan naik menggerakkan jarum penunjuk. Jika tekanan turun, akan terjadi sebaliknya. Pergerakan kapsul/ cell aneroid ini kemudian dihubungkan denga pena/ jarum yang akan menunjukan pergeseran/ simpangan. Besarnya simpangan yang terjadi selanjutnya dikonversi ke dalam skala tekanan udara (mb).
2.3. BAROGRAPH
Barograph adalah istilah lain untuk barometer yang dapat merekam sendiri hasil pengukurannya. Barograph umumnya menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan menghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah pena untuk membuat track pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang berputar 24 jam per rotasi. Pada pias terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis mendatar menunjukkan tekanan udara.Tingkat keakuratan dari barograph, salah satunya ditentukan oleh jumlah kapsul/ cell aneroid yang digunakan. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka semakin peka barograph tersebut terhadap perubahan tekanan udara.

   
Contoh Fisik Barograph Tipe Aneroid    Bagian Dasar Barograph
2.4. ALTIMETER
 Altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu tempat terhadap MSL (mean sea level = 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter sebenarnya adalah barometer aneroid yang skala penunjukkannya telah dikonversi terhadap ketinggian. Sebagaimana kita ketahui bahwa 1 mb sebanding dengan 30 feet  (9 meter) atau dapat dicari dengan pendekatan rumus:
H = 221.15 Tm log (Po / P)
2.5. KALIBRATOR BAROMETER/ BAROGRAPH
 Alat yang sering digunakan untuk mengkalibrasikan sebuah barometer/ barograph adalah Vacuum Chamber. Alat ini sebenarnya adalah sebuah tabung tertutup dengan tingkat hampa udara yang dapat diatur (udara didalam tabung dikeluarkan secara perlahan dengan pompa penghisap udara). Barometer standar dan barometer/ barograph yang dikalibrasi harus diletakan dalam tabung secara bersamaan, kemudian dibandingkan penunjukannya untuk mendapatkan nilai koreksi (seiring dengan pengaturan tekanan udara).
3.   ALAT PENGUKUR SUHU UDARA
Suhu (temperatur) adalah suatu besaran panas yang dirasakan oleh manusia. Satuan suhu yang biasa digunakan di Indonesia adalah derajat celcius (0C). Mengingat pentingnya faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia menyebabkan pengamatan suhu udara yang dilakukan oleh stasiun meteorologi dan klimatologi memiliki beberapa kriteria diantaranya:
•    Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum).
•    Suhu udara di beberapa ketinggian/ lapisan atmosfer (hingga ketinggian ± 35 Km).
•    Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 m).
•    Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut.
Alat ukur yang umum digunakan oleh BMG untuk mengamati suhu udara akan dijelaskan lebih rinci pada pokok bahasan selanjutnya.

3.1. THERMOMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING
Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar  suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi.
3.2. THERMOMETER MAXIMUM
 Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
Dari gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya.
Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah dibaca.
3.3. THERMOMETER MINIMUM
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).

Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari alkohol (posisi suhu aktual).
3.4. THERMOGRAPH
Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmospher.
    
(A)    (B)
Contoh Thermograph    Contoh Thermohygrograph
3.5. THERMOMETER TANAH

Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
3.6. THERMOMETER APUNG
 Thermometer ini merupakan bagian/ kelengkapan dari alat evaporasi panci terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di permukaan bumi/ tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua. Letak thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium). Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan menggunakan magnet.
3.7. KALIBRATOR  THERMOMETER
Alat ini ini berfungsi untuk menguji/ mengkalibrasi thermometer/ thermograph dengan kendali temperatur elektronik, lampu indikator dan satu set termometer standard. Temperature test cabinet biasanya terbuat dari baja tahan-karat dengan kamar uji yang dilengkapi dengan tameng kaca dibagian depan. Dapat digunakan untuk mengkalibrasi 4 termograph/ thermohygrographs secara bersamaan, atau instrumen serupa. Nilai temperatur ditentukan melalui papan tombol dan DPC [DIODE PEMANCAR CAHAYA]

4.   ALAT PENGUKUR KELEMBABAN UDARA
Alat-alat untuk mengukur Relative Humidity dinamakan Psychrometer atau Hygrometer. Pada umumnya alat bola kering dan bola basah dinamakan Psychrometer. Dengan Hygrometer, Relative Humidity dapat langsung dibaca. Hygrometer ialah alat yang mencatat Relative Humidity.
4.1 PSYCHROMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
1.      Thermometer Bola Kering      : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
2.       Thermometer Bola Basah       : tabung air raksa dibasahi agar  suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH  (kelembaban udara) didapat dengan perhitungan:



Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan Psychrometer ialah :
a.      Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
b.      Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
c.      Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
d.      Letak bola kering atau bola basah
e.      Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain
4.2 PSYCHROMETER ASSMANN
 Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan pelindung logam mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam mengkilat. Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat. Gunanya untuk mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola. Thermometer langsung menuju keatas. Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer, terutama pada angin lemah dan sinar matahari yang kuat.
4.3 PSYCHROMETER PUTAR (WHIRLING)
 Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2 Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang tegak lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni. Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit, dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
•    Keuntungan : bentuknya yang portable dan kemurahan harganya dibandingkan dengan Psychrometer Assmann.
•    Kerugian :
a.      Karena harus diputar diluar sangkar, kedua Thermometernya dipengaruhi radiasi dan dari badan si pengamat.
b.      Waktu hujan tetesan air hujan bias melekat sehingga merendahkan pembacaan.
c.      Kecepatan udara (ventilasi) mungkin terlalu kecil.
4.4 HYGROMETER RAMBUT
 Rambut menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara berubah-ubah. Perubahan dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi udara.
Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan recording (Hygrograph).
5.   ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN
 5.1       PENAKAR CURAH HUJAN BIASA
Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
•    Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.
•    Bak tempat penampungan air hujan.
•    Kaki yang berbentuk tabung silinder.
•    Gelas penakar hujan.
5.2       PENAKAR HUJAN BIASA TANAH
Penakar hujan biasa biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai yang digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang disusun pada lapisan kayu yang berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk mengurangi percikan air hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat/ besi yang berbentuk bujur sangkar dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan mengangkat lapisan ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi/ lapisan ijuk terdapat dua kaitan/ pegangan untuk memudahkan mengangkatnya.
5.3       PENAKAR HUJAN DENGAN WIND-SHIELD
Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan angin putar, sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin menjadi horizontal.

5.4       PENAKAR HUJAN JENIS HELLMAN

Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
5.5       PENAKAR HUJAN JENIS TIPPING BUCKET
 Bertujuan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat tertentu. Pada bagian muka terdapat sebuah pintu untuk mengeluarkan alat pencatat, silinder jam dan ember penampung air hujan. Jika dilihat dari atas, ditengah-tengah dasar corong terdapat saringan kawat untuk mencegah benda-benda memasuki ember (bucket).
 Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar dan corong kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas (kanan). Jika air yang tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat, sehingga dapat menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember tersebut. Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik. Penahan ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan turun naik penahan ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda berbentuk jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda.
 5.6       RAINGAUGE TEST EQUIPMENT
Raingauge test equipment adalah alat yang ini digunakan untuk menguji/mengkalibrasi peralatan penakar hujan, terutama dari jenis tipping bucket. Alat ini menggunakan prinsip putaran pompa yang alirannya diukur dengan presisi flow meter. Air yang mengalir melalui flow meter ini kemudian dialiri ketipping bucket (sebagai simulasi dari air hujan yang jatuh ke dalam raingauge yang sedang dikalibrasi). Jumlah air yang tercatat di flow meter harus sama dengan jumlah air yang keluar dari raingauge (harus seimbang antara tabung penampungan sebelah kiri dan kanan). Selain itu jumlah tipping pada raingauge juga harus menunjukan nilai yang sama dengan flow meter (tergantung tingkat keakurasian raingauge).
6.   ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi.
6.1       EVAPORIMETER PANCI TERBUKA
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
1.    Panci Bundar Besar
2.    Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.
3.    Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
4.    Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum
5.    Cup Counter Anemometer
6.    Pondasi/ Alas
7.    Penakar hujan biasa

Alat Pengukur Penguapan
6.2     EVAPORIMETER JENIS PICHE

Piche
Seperti panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi.
Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu. Pada prinsipnya Piche evaporimeter  terdiri dari:
•    Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
•    Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
•    Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa.
6.3       EVAPORASI JENIS KESHNER
Evaporasi jenis Keshner termasuk alat pengukur penguapan yang mencatat sendiri yang disebut sebagai Evaporigraph. Alat ini dapat mencatat terus menerus penguapan yang terjadi pada setiap saat.
6.4       EVAPORIMETER JENIS WILD
Evaporimeter jenis Wild termasuk alat pengukur penguapan (Evaporasi) yang tidak dapat mencatat sendiri (Non Recording).
7.   ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI
Pengukuran lamanya sinar matahari bersinar dimaksudkan untuk mengetahui intensitas dan berapa lama/ jam matahari bersinar mulai terbit hingga terbenam. Matahari dihitung bersinar terang jika sinarnya dapat membakar pias Campble stokes. Lamanya matahari bersinar dapat dinyatakan dalam presentase atau jam. Untuk keperluan pemasangan dan pengamatan perlu diketahui hal-hal yang menyangkut waktu smeu lokal dan waktu rata-rata lokal. True Solar Day yaitu waktu antara dua gerakan matahari melintasi meridian. Waktu yang didasarkan panjang hari ini disebut apparent solartime atau waktu semu lokal. Waktu ini dapat ditunjukkan oleh sunshine recorder. Waktu semu lokal ialah waktu yang ditentukan oleh gerakan relatif matahari terhadap horizon. Sepanjang tahun lamanya (panjangnya) True Solar Day berbeda-beda. Untuk memudahkan perhitungan dibayangkan adanya matahari fiktif yang beredar mengelilingi bumi dengan kecepatan tetap selama setahun.
7.1       PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS CAMPBLE STOKES

Campbell Stokes
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
7.2       PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS JORDAN
Alat ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari dua kotak berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas yang sangat peka terhadap sinar matahari langsung.
Apabila seberkas matahari langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang gelap. Alat ini diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya untuk siang hari.
7.3       PENGUKURAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI
Untuk mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi yang jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam atmosfer bumi terdapat bermacam-macam radiasi seperti :
a.      Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke permukaan bumi.
b.      Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan pembauran-pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.
c.      Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh permukaan bumi.
d.      Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang berupa gelombang panjang.
e.      Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir uap air dan CO2 yang terdapat dalam atmosfer.
f.        Global (total) Radiation (Q)
g.      Net Radiation (R)
Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :
•    Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)
•    Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)
•    Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
•    Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)
Pada prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :
a.    Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat yang memakai sensor jenis ini ialah Actinograph.
b.    Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter, Pyranometer dll
7.4       AMSTRONG PYRHELIOMETER
Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S). Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak listrik dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan vertikal. Tabung diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh tegak lurus ke permukaan sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup yang dapat diputar terhadap permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung kontak listrik.
7.5       SOLARIMETER DAN PYRANOMETER
Digunakan untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut.  Dengan demikian recorder ini memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan juga untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam. Recorder ini sangat peka terutama ketika sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran yang dapat mengganggu keseimbangan.
8.   ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer  ini maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering (debu, asap, dsb) maupun partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin permukaan merupakan pengukuran arah dan kecepatan angin yang terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10 meter.
Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan) ahíla Wind Vane dan Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3 bagian :
1.      Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang melalui alat per satuan waktu.
2.      Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari aliran udara yang melalui pipa-pipanya.
3.      Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak lupus angin. Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu sisinya sebagai sumbu. Besar penyimpangan (sudut) menjadi kecepatan angin.
8.1 CUP COUNTER DAN WIND VANE ANEMOMETER

Anemometer
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor untuk kecepatan angin dan  vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.

Tags: Alat-alat Klimatologi, Konvensional

Jumat, 20 Januari 2012

SIFAT BOLA BUMI, TENAGA DAN PROSES GEOMORFOLOGI


MAKALAH GEOMORFOLOGI UMUM

SIFAT BOLA BUMI,
TENAGA DAN PROSES GEOMORFOLOGI



Guru Pembimbing : Anita Rahmawati, S. Pd
Di
S
U
S
U
N
Oleh
 kelompok : I

·         Hasbi                                2011 - 133 - 279
·         Rika Meindasari              2011 - 133 - 285
·         Dara Ayu Julianti           2011 - 133 - 290

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
JL.A Yani Lr. Gotong Royong 9/10  Ulu Palembang
Telp. (0711) 51043 Fax.(0711) 514782

KATA PENGANTAR
                                                 
Puji syukur kita panjatkan  kehadirat  Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah makalah ini alhamdulillah tepat pada waktunya yg berjudul “Proses Perubahan pada bumi”
Makalah ini berisikan tentang informasi  mengenai proses perubahan  pada muka bumi,serta sebab akiat terjadinya perubahan tersebut,Harapan kami  makalah ini dapat memberikan informasi serta membantu  menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca sehingga kita semua bisa memahami lebih lanjut  tenteng proses perubahan pada bumi.
Kami menyadari makalah ini masih  jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran  dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapakan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan  terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta  dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senan tiasa meridhai  segalah usaha kita.amin


Palembang, 29 september 2011



Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................  i
DAFTAR ISI  ............................................................................................................ ii
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Perumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.4 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB. II
PEMBAHASAN
       2.1 Sifat Bola Bumi.............................................................................................2
      2.2 Tenaga dan Proses Geomorfologi...............................................................3


BAB. III
PENUTUP
        3.1 Kesimpulan................................................................................................11






BAB 1
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Setalah memahami pengertian, ruang lingkup, tenteng sifat bola bumi, tenaga, dan proses geomorfik (mencakup tenaga dan proses eksogen, endogen, dan ekstraterrestrial) yang dapat merubah rupa bumi. Setelah membahas materi tersebut, mahasiswa diharapkan dapat:
a. menjelaskan tentang sifat-sifat bola bumi dalam kaitannya dengan proses geomorf
ologi
b. menjelaskan serta menerangkan secara benar mengenai tenaga dan proses geomorfologi;
c. menjelaskan dengan benar mengenai tenaga dan proses dalam kaitannya dengan perubahan reliefmuk
abumi;
d. menjelaskan serta menyebutkan dan mengenali relief muka bumi dengan perubahannya jikaada;
e. menyebutkan dan menerangkan dengan baik tentang jenis dan proses pelapukan batuan, erosi, dan gerak
massa batuan yang dapat merubah relief muka bumi.
Agar dapat memahami materi dengan baik, mahasiswa disarankan untuk membaca materi perkuliahan ini secara
berulang.

1.2           Pembatasan Masalah
1.1.2    Sifat Bola Bumi
1.2.2    Tenaga Dan Proses Geomorfologi

1.3           Perumusan Masalah
1.1.3    Apa yang dimaksud dengan sifat bola bumi ?
1.2.3    Apakah dampak dari tenaga dan proses geomorfologi ?       

1.4    Tujuan Penulisan
            1.1.4    Memberitahu kepada Pembaca agar dapat mengetahui tenteng sifat bola bumi.
            1.2.4    Memberitahu kepada pembaca agar dapat memahami dampak dari tenaga dan        proses geomorfologi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Sifat Bola Bumi

       Bentuk bumi yang bulat, telah diperbincangkan sejak lama dengan berbagai bukti yang dikemukakan untuk mendukung pernyataan bahwa bumi itu bentuknya bulat. Bukti tersebut seperti perjalanan kapal laut kitika masih berada jauh dari pantai yang tampak hanya bagian atas kapal, namun semakin mendekati ke arah pantai yang tampak pada bagian ke arah bawahnya. Sebenarnya bentuk bumi tersebut tidaklah bulat secara sempurna seperti bola dengan panjang garis tengah yang sama, tetapi bentuk bumi tidaklah demikian, karena garis tengah pada equator adalah 12.756 km sedangkan garis tengah antar kutub adalah 12.714 km (Alan & Arthur, 1992: 6). Dengan demikian garis tengah pada eqoator lebih panjang 42 km dibaningkan dengan panjang garis tenga pada jarak antara kutub. Dengan demikian bumi ini mengalami pemepatan pada bagian kutub.
Bentuk seperti itu terjadi sebagai akibat oleh hal-hal:
1. Rotasi bumi
2. Pengaruh gaya berat
3. Sifat dari dari materi pembentuk bumi itu sendiri.

      Bentuk bumi yang memepat pada bagian kutub tersebut disebut dengan oblate ellipsoid or flattening of the poles (Alan & Arthur, 1992: 6). Selain nama di atas disebut juga ellipsoid of rotation artinya sebagai hasil dari sebuah elips yang diputar pada sumbu pendeknya. Namun, perbedan antara sumbu pendek dengan sumbu panjang tersebut tidak besar sangat kecil. Oleh karena itu akan terkesan bahwa bumi tersebut seperti bola yang bulat benar, sehingga sering kali disebut bola bumi. Hal lain yang berkenaan dengan permukaan globe yang halus dan rata serta tidak dilakukan perbedaan penggambaran tingi rendahnya permukaan bumi di permukaan globe. Mempunyai alasan bahwa perbedaan tinggi rendah permukaan bumi sangat kecil jika dibandingkan dengan jarijari bumi yang panjangnya ± 6.350 km, sehingga jarak perbedaan tinggi rendah yang ada di permukaan bumi pada permukaan globe tidaklah berarti.
       Planet bumi mempunyai sifat fisis seperti gaya berat, kemagnetan, sifat karena bentuk bumi, elastisitas dan dinamika bumi, dan sifat radioaktif, dan lain-lain. Dengan mengtahui sifat-sifat fisis bumi tersebut, dapat mengungkapkan apa yang telah terjadi atau apa yang sedang terjadi di dalam bumi. Jadi, pengetahuan yang berkaitan dengan sisfat fisis bumi ini dikaitkan dengan berbagai hal yang dapat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada permukaan bumi. Gaya berat yang ada di permukaan bumi sangat bervariasi, hal ini disebabkan karena bumi yang memiliki massa.
       Adapun variasi gaya berat diakibatkan oleh beberapa hal seperti posisi lintang geografis (perubahan posisi bumi terhadap matahari dan bulan), jenis batuan, topografi, dan lain-lain. Bentuk bumi yang seperti “bola” dan sifat-sifat lain yang telah dikemukakan di atas, seperti bumi mengitari matahari (evolusi) dan berputar pada sumbunya (rotasi). Materi yang berkenaan dengan evolusi dan rotasi, di sini tidak dibicarakan secara khusus dan hanya disinggung saja mengenai beberapa hal yang berkaitan erat dengan Geomorfologi.

2.2      Tenaga dan Proses Geomorfologi

      Permukaan bumi salalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sebagai akibat dari tenaga dan proses geomorfologi, baik yang berasal dari luar bumi (eksogen bersifat degradasi dan agradasi) maupun berasal dari dalam dalam bumi (endogen mencakup diastrofisme dan vulkanisme). Dalam membicarakan perubahan muka bumi yang bersifat degradasi (destruktif) dan agradasi (konstruktif), terlebih dahulu dikemukakan mengenai pengertian mengenai tenaga dan proses geomorfologi. Tanaga geomorfologi merupakan kekuatan yang
menyebabkan permukaan bumi mengalami perubahan.
garis besar, tenaga dan proses geomorfologi itu dapat dikelompokkan atas 3 golongan.
Adapun mengenai pengelompokan tersebut adalah

1.      Tanaga eksogen
       Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, tenaga ini menimbulkan proses perubahan pada permukaan bumi yang disebut proses eksogen atau proses epigen. Air yang mengalir di permukaan bumi, adanya angin yang bertiup, gletser yang bergerak, adanya gelombang dan arus laut, penyinaran matahari, hujan, turunnya salju dan sebagainya, merupakan kekuatan yang dapat menyebabkan terjadinya prose perubahan pada permukaan bumi. Perubahan tersebut di satu sisi perubahan bersifat merusak dengan proses memperendah bagian-bagian permukaan bumi (agradasi) dan di sisi lain bersifat membangun yaitu terjadi proses pengendapan (sedimentasi) terhadap daerah-daerah yang rendah melalui proses pengangkutan terhadap material hasil pengerusakan, sehingga sifatnya agradasi. Proses degradasi dan agradasi tersebut biasanya disebut dengan istilah denudasi (denudation). Hanya saja pada istilah denudasi lebih dititik tekankan pada preoses perataan permukaan bumi sebagai akibat dari proses perendahan terhadap permukaan bumi yang menonjol, dan tidak disertai dengan penekanan pada daerah-daerah yang mengalami peninggian sebagai hasil dari proses penimbunan.
       Oleh karena itu, akan digunakan istilah gradasi yang mencakup degradasi dan agradasi. Tenaga eksogen akan menyababkan terjadinya proses degradasi dan agradasi. Proses degradasi terdiri dari pelapukan, erosi dan gerak massa batuan (masswasting). Uraian secara terperinci tentang pelapukan, erosi, dan gerak massa batuan akan disajikan pada bagian sub bab-sub bab dalam bab ini. Perlu dikemukakan bahwa makhluk hidup, terutama manusia juga mempunyai andil dan peran terhadap perubahan-perubahan bentuk permukaan bumi. Hubungannya dengan perubahan permukaan bumi sebagai hasil dari aktivitas manusia, dikenal dengan perubahan bentuklahan bersifat antropogenis. Seperti adanya reklamasi pantai, hasil penggalian dan perombakan, hasil penimbunan, dan sebagainya.

2.Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme,dan seisme atau gempa.


a.Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.

Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan. Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.Sedangkan gerak epirogenesa  adalah kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan ini sangat lambat, dan meliputi areal yang sangat luas. Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolaholah naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif.
Contohnya terjadi di pantai Timor dan pantai Skandinavia.
Gejala naiknya permukaan air laut sehingga daratan turun   
epirogenesa-positif1
Sebaliknya gerak epirogenesa negatif terjadi apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah permukaan air laut turun.
Gejala turunnya permukaan air laut sehingga daratan naik
epirogenesa-negatif1



b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma. Bagaimana terjadinya vulkanisme? Vulkanisme sebenarnya sebagai akibat dari kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan mengakibatkan retakan-retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran larva dari bagian dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi. Kegiatan magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya  dapat dilihat pada gunung berapi.

c. Seisme (gempa)

Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan? Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi bisa terjadi siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi,tiba-tiba kursi bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang berteriak, gempa... gempa... Gempa seperti ini mungkin pernah atau sering terjadi di daerah Anda. Bahkan gempa bisa menimbulkan petaka yang hebat, misalnya menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan bisa menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Misalnya gempa yang terjadi di Tokyo Jepang tahun 1933 menelan korban 60.000 manusia dan 300.000 rumah hancur. Sekarang coba Anda sebutkan di daerah mana saja gempa yang terjadi di Indonesia! Ya benar, misalnya gempa yang terjadi di Bengkulu, atau di Nusa Tenggara Timur yang menewaskan banyak orang. Tahukah Anda apa yang menyebabkan terjadinya gempa?
Zaman dulu di beberapa daerah konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi mendapat laporan bahwa bumi ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat. Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memberikan peringatan pada manusia melalui gempa. Tentunya Anda tidak akan percaya dengan cerita di atas. Sesungguhnya gempa terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku. Di daerah yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak.



Misalnya di satu bagian terangkat ke atas, sedangkan di bagian sebelahnya menurun atau bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan pada perbatasan antara dua bagian yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran.
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan gempa ini bermacam-macam. Karena itu gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, bentuk episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya. Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa dibagi menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan:
1) Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang terkuat dan bisa meliputi  wilayah yang luas. Gempa ini merupakan akibat dari gerakan gempa tektonik yaitu berupa patahan atau retakan.
2) Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebelum atau pada saat gunung berapi meletus. Gempa ini hanya terasa di daerah sekitar gunung berapi, sehingga tidak begitu kuat jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
3) Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan tambang. Gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi. Masih banyak penggolongan jenis gempa.

Misalnya berdasarkan bentuk episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gempa linier dan gempasentral. Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis. Sedangkan gempa sentral yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik. Berdasarkan letak kedalaman hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam, gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal. Berdasarkan jarak  episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat, gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempdapat dibedakan menjadi gempa laut dan gempa darat.






BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Berdasarkan uraian pembahasan “ Sifat Bola Bumi, Tenaga dan proses Geomorfologi “ dapat kami simpulkan bahwa proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang silam. Sehingga bentuk muka bumi itu beragam, Keberagaman bentuk muka bumi disebabkan oleh kekuatan besar yang bekerja pada bumi. Kekuatan itu disebut tenaga geologi. Tenaga geologi pada dasarnya dibedakan atas dua macam, yaitu tenaga endogen yang berasal dari dalam bumi yang terdiri dari,tektonisme,vulkanisme dan seisme, serta tenaga eksogen yang berasal dari luar bumi, yang terdiri dari tiga sumber yaitu air,atmosfere,dan organisme.



MORFOLOGI PANTAI & FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERKEMBANGAN PANTAI


GEOMORFOLOGI
 MORFOLOGI PANTAI & FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERKEMBANGAN PANTAI



DI SUSUN OLEH
Wiwik Widiawati         : 2011 133 274
Yulista Meiyani            : 2011 133 310
jamal  Kurniawan   : 2011 133  296
Kelas                            :1 G
Dosen pengasuh     :Anita Rahmawati,S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2011/2012




DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN..................................................................
DAF TAR ISI............................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................  3
     A.             Latar belakang     3
B.             Rumusan masalah         4 
C.            Tujuan penulisan makalah    4   
BAB  II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
       1. Pengertian pantai /morfologi pantai................................................................5
       2.  Faktor-faktor yang menentukan perkembanganpantai................................... 6
BAB II PENUTUP............................................................................................ 16
       1.        Kesimpulan   16
DAFTAR FUSTAKA........................................................................................ 17



BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km. Jajaran pantai ini tergabung di dalam 17.508 pulau yang merupakan gabungan antara bentuk ekosistem pantai dan hutan pantai. Dengan banyaknya pulau-pulau ini, maka banyak pula ekosistem hutan pantai yang tumbuh di sekitar garis pantai tersebut. Ekosistem hutan pantai ini sangat berperan penting dalam kehidupan biota darat dan biota laut. Diketahui juga bahwa beberapa tipe hutan pantai merupakan tipe perantara antara ekosistem hutan darat dengan ekosistem laut (Sugiarto dan Willy, 2003).
Sebagaimana diketahui bahwa pantai merupakan kawasan indah dengan pemandangan yang mempesona bagi banyak orang. Kawasan ini ditumbuhi jenis tumbuhan semak belukar, yang disebut sebagai hutan mangrove. Hutan mangrove ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia dan hewan yang hidup di dalamnya atau disekitarnya, bahkan bagi mahluk hidup yang tinggal untuk sementara waktu (Arief, 2003).
Secara umum, hutan mangrove didefenisikan sebagai hutan yang terdapat di daerah-daerah yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut, tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Mangrove merupakan vegetasi khas di zona pantai, floranya berjenis semak hingga pohon yang besar dan tingginya hingga 50-60 meter dan hanya mempunyai satu tajuk di pucuk tanaman (Istomo, 1992).
Namun pengertian hutan mangrove tidak hanya terbatas pada daerah yang bervegetasi saja, tetapi juga daerah terbuka atau berlumpur, selalu atau secara teratur tergenang air laut yang terletak diantara hutan dan laut, yang sering dikenal dengan daerah payau (Istomo, 1992).
Seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk dan pembangunan diberbagai sektor, baik sektor pertanian hingga sektor perumahan pada dasawarsa belakangan ini, telah banyak fungsi lingkungan pantai di beberapa daerah mengalami kerusakan ataupun penurunan. Efek dari kerusakan itu dapat diindikasikan (diketahui) oleh adanya proses erosi/abrasi pantai, intrusi air laut, dan degradasi hasil perairan. Adanya penggunaan lahan mangrove untuk berbagai kepentingan adalah salah satu penyebabnya. Dan mengingat letaknya yang strategis serta sumber daya alam yang dapat diperoleh dari kawasan ini, banyak kepentingan masyarakat yang menyebabkan kawasan mangrove mengalami perlakuan pengelolaan yang melebihi kemampuannya (Arief, 2003).
Saat ini hutan mangrove di dunia hanya tersisa sekitar 17 juta hektar, dan 22% dari luas tersebut terdapat di kawasan Indonesia. Namun luas hutan mangrove itu telah mengalami kerusakan, bahkan sebagian besar telah berubah status peruntukannya (fungsi) oleh masyarakat setempat maupun pihak lain yang berada di sekitar kawasan pantai (Arief, 2003).

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas beberapa permasalahan yaitu :
        I.            Pengertian Morfologi Pantai
     II.            Faktor-faktor penting yang menentukan  perkembangan pantai

C.  Tujuan penulisan makalah
                 Berdasarkan beberapa permasalahan di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
         I.                    Untuk memenuhi tugas mata kuliah
       II.                    Untuk mengetahui pengertian Morfologi Pantai
    III.                    Untuk mengetahui faktor-faktor penting yang menentukan perkembangan pantai

BAB II MORFOLOGI PANTAI
1.Pengertian
Berbicara mengenai pantai,kita di hadapkan pada beberapa istilah seperti pesisir(coast), pantai (shore), dan gisik (beach) yang terkadang istilah-istilah tersebut sering di samakan ,padahal satu sama lain mempunyai pengertian yang berbeda.
A .Pantai  (Shore)
Pantai adalah merupakan wilayah yang ada di antara pantai dan pesisir.Dengan demikian jelas bahwa mengenai garis pantai (shore line) dapat di bedakan menjadikan tiga bagian yaitu :
1.      Fore shore adalah bagian pantai pulau dari muka air laut terendah sampai muka air laut pasang tertinggi (pasang naik).
2.      Back shore adalah merupakan bagian dari pantai mulai dari muka air laut tertinggi sampai pada batas wilayah pesisir.
3.      Offshore adalah merupakan daerah yang meluas  dari titik pasang surut terendah ke arah laut.

B .Pesisir  (Coast)
Merupak daerah yang sejalur dengan tempat pertemuan daratan dengan laut mulai dari batas muka air air laut pada waktu surut tereendah menuju ke arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai.


BAKOSORTANAL (1990) dalam Sutikno (1999:1)di jelaskan bahwa batas wilayah  pesisir arah ke darat tersebut di tentukan oleh:
a)      Pengaruh sifat- sifat fisik air laut. Yang di tentukan berdasarkan seberapah jauh flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh  (water loving vegetation) dan seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah.
b)      Pengaruh kegiatan bahari (sosial) sebarapa jauh konsentrasi ekonomi bahari (desa nelayan) sampai ke arah daratan .
2 faktor-faktor penting yang menentukan perkembangan pantai
Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan roman permukaan pantaibumi di daerah pantai adalah sebagai berikut :
a)      Gelombang, Arus, dan pasang yang berlaku sebai faktor pengikis,pengangkut dan pengendap.
b)      Sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh prosese-proses marin.jadi apakah berupa dataran rendah ,curam, landai, dan bagai mana sifat batuan nya.
c)      Perubahan relatif  dan ketinggian muka air laut.
Permukaan air laut ketinggian nya senantiasa berubah-ubah.Hal ini mungkin berlaku lokal atau bisa  berlaku pula untuk seluruh pantai  di muka bumi.bersifa lokal dapat terjadi sebagai akibat  dari  pengaruh pengangkatan atau penurunan daratan  yang hanya meliputi  daerah yang sempait,sedangkan perubahan muka air laut  yang berlaku bagi seluruh  permukaan bumi  dapat di sebab kan oleh adanya dua hal yaitu.
*      Pembekuan /pencairan es secara besar-besaran di daerah kutub
*      Karena daya tampung laut  yang berubah misalnya,karena terjadi penurunan atu pengangkatan dasar laut yng luas.sehingga permukaan air laut berubah secara keseluruhan.
d)      Faktor alami yang lain ,seperti tumbuhnya bunatang karang didaerah pantai,vulkanisme,dan lain-lain.
e)      Pengarauh manusia , misalnya pembuatan pelabuhan, reklamasi pantai ,pengeringan rawa pantai, pembutan jeti di pantai ,dan sebaginya yang kesemunya dapat mempengaruhi perkembangan pantai.
Faktor yang banyak di bahas dalam hal ini adalah faktor gerakan air laut, yaitu yang meliputi gelombang (wave), arus (current), dan pasang surut (tide), krna faktor ini merupakan paktor yang paling berperan dalam perkembangan pantai.
A.     Gelombang
Gelombang merupakan pergerakan air yang naik turun dan tidak mengalami baik maju maupun mundur.Angin merupakan  faktor yang penting yang penting dalam munculnya gelombang ,yaitu terutama oleh karena gesekan dan tekanan. makin kencang angin bertiup gelombang yang di timbulkan semakin besar, sehingga gerakan air laut berupa gelombang tersebut dapat mempengaruhi perkembangan pantai.Gelombang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian punggung gelombang dan lembah gelombng.
Berbicara masalah gelombang  di temukan bebrapa istilahi ,yaitu.
a)      Panjang gelombang adlah jarak horizontal antar puncak gelombang.
b)      Tinggi gelombang adalah merupak jarak vertikal antara keduanya.
c)      Periode gelombang merupakan waktu yang di perlukan  untuk dua punggung gelombang yang berurutan untuk melalui sebuah titik tertentu.
d)      Kecepatan gelombang adlah kecapatan bergeraknya gelombang dalam satuan waktu,misalnya 20 km/detik.
Ukuran gelombang yang menyangkut panjang , tinggi ,periode, dan kecepatannya di pengaruhi oleh beberapa faktor-faktor tersebut adlah sebagi berikut:
a)       Kecepatan angin berhembus.
b)       Lamanya angin berhembus.
c)      Luasnya daerah tambapa penghalang pada tempat angin bertiup (fetch).
d)      Dalamnya laut.
B.     Arus laut
Arus merupakan massa air laut yang secara terus menerus bergerak maju, turun, dan bergerak ke atas. Arus ini terjadi akibat olah adanya beberapa faktor, yaitu:
a)      Angin
Arus yang di sebabkan oleh tiupan angin, merupakan arus permukaan yang di sebut drift. Arus ini umumnya menyimpang ke arah kanan  untuk di belahan bumi Utara dan menyimpang ke kiri untuk belahan bumi Selatan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya pengaruh rotasi bumi.
b)      Perbedaan neveau air laut
Perbedaan neveau air laut ini bisa terjadi apabila angin berhembus secara terus-menerus, sehingga menyebabkan timbulnya arus. Arus tersebut terus bergerak  sehingga terjadi perpindahan  volome air laut  ke suatu tempat dan apda tempat lain terjadi pengurangan volume.dengan demikian sutau daerah, volume bertambah berarti kelebihan air ,oleh karena itu niveau  air laut lebih tinggi , tekanan lebih tinggi,di samping itu terjadi pula aur pengisi atau arus konvensasi.
c)      Perbedaan temperatur, salinitas, dsan kepadatan air laut.
Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan kepadatan air ,yang mengakibat kan pula perbedaan salinitas,sehingga menyebabkan terjadinya liran arus, aior yang lebih padat dan besar sinitasnya akan turun dan mengalir ke bawah yang di sebut dengan arus bawah,sebaliknya air yang mengalir ke permukaan sebagai arus permukaan.
Kemampuan arus untuk mengorasi tidak seberapa besar di bandingkan dengan gelombang yang menghantam ke daratan  di bagian shore  line, beach,cliff, dan lain sebagianya tetapi mampu mengangkut  bahan-bahan pada dasar laut dangkal, oleh karna itu arus bekerja sebagai faktoryang penting dalam proses sedimentasi pantai.

C.     Pasang naik  dan pasang surut (tide)
Gejala pasang di sebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari.Massa matahari sebetulnya jauh dari pada bulan tetapi matahari juga terletak jauh dari bumi.Oleh karna itu gaya tarik bulan menyebabkan pasang terasa lebih besar di bandingkan dengan gravitasi matahari.gejla pasang ini meliputi seluruh permukaan bumi..karna rotasi bumi ,maka setiap hari di sutu tempat akan mengalami dua kali pasang dan dua kali pasang surut yang periodenya antara 12 jam  25 menit.
Arus yang di timbulkan oleh adanya pasang surut ini cukup besar lebih-lebih daerah tersebut merupakan daerah yang sempit (teluk) misalnya.
Berikut ini contoh-contoh dari tempat dan kecepatan arus yang terjadi sebagia akibat dari adanya pasang surut  (Djamari dan Al Rasyid, 1980; 97),yaitu:
1.    Di Perancis (Cherbourg) kecepatan arus sekitar 6 – 9 mil / jam.
2.    Di selat-selat kepulauan Jepang dan Plipina kecepatan arus 8 – 10 mil /jam.
3.    Di Norwegiab (Skorstand Fjord ) kecapatannya mencapai 16 mil / jam.
4.    Falkland dan pulau – pulau British Colombia memcapai 11 -14 mil /jam.
Berdasakan contoh –contoh yang dikemukan di atas ternyata arus yang di sebabkan oleh pasang naik dan pasabg surut adalah cukup besar, sehingga kekutannya dapat ataun mampu mengangkut  materiak untuk di bawa dan di endapkan di tempat lain. Oleh karna itu , mempunyai peran dalam perkembangan wilayah pantai. Apakah apntai tersebut mengalami akresi atau erosi.
D.     Erosi marine dan bentuk lahan yang di hasilkan
Telah di kemikan bahwa gelombang merupakan faktor yang terpenting dalam pengikisan ,terutama gelombang pada waktu badai dan tsunami .namun dimikian .bukan hanya gelombang saja yang berpengaruh taerhadap penikisan /erisi marine,melainkan juga faktor :
*    Jenis dan daya tahan batuan
*    Stuktur batuan
*    Stabilitas pantai
*    Terbuka atau tidaknya pantai terhadap pengaruh gelombang
*    Dalamnya laut di pantai
*    Banyyak sedikit dan besar kecilnya material pengkis dan di angkut oleh gelombang
Erosi marine meliputi proses –proses korasi ( abrasi ), korasi dan atrisi.korasi atau abrasi memegang peranan penting apabila air banyak mengandung puing-puing dan bongkah –bongkah yang berpungsi sebagi alat pengikia pada saat di bawa gelombang dan menghantam tebing  atau dasra pantai. Tanpa materian yang di angkatpun gelombang mampi memecahkan /mengikis batuan di tebing pantai dengan kekuatan gelombang itu sendiri.oleh karana itu banyak sekali pantai- pantai yang di lindungi dengan beton- beton pemecah gelombang agar tidak sampai ke ketebing atu tepi pantai. Contoh ini dapat di kemukan di Merak Banten,daa tempat yang di beri baton pemecagh gelombang untuk tidak sampai menghantam jalan yang memang dekat dengan garis pantai. Kekuatan gelombang itu di perbesar pula  apabila batuan membentuk pantai mempunayaicelah –celah. Udara dalam celah itu jika mendapat tekanan dari gelomabang, maka udara berfungsi seolaah- olah sebagai pasak atau baji yang di tekan pada celah batuan tersebut . sedangakn bila air mundur ,udara dalam celah itu memuai denagn teba-tiba, sambil menimbulkan desakan ke samping .denagn demikian ,erosi marine oleh gelombang air laut dalam melarutkan batuan.
Dalam hal ini gelombang tentunya mempunyai pengaruh yang besar dalam pengikisan .oleh  karna itu ,timbul suatu pertanyaan ,yaitu sampai berapa dalam pengaruh yang di timbulkan oleh gelombang air laut ? untuk menjawab pertanyaan tersebut ,diu sampaikan mengenai pendapat Jhnson dalam Sudardja& Akub (1977 :97 ) menyatakan bahwa pengaruh gelombang tipe oskilator dapat mencapai kedalaman 200 m.
Proses pelapukan yang terjadi di daratan juga terjadi di mintakat pantai, tetapi terdapatnya air laut dan siklus pembahasan dan pengeringan akibat pasang surut yang menyebabkan adanay perbedaan.Perbedaan yang terjadi karna pembasahan dengan pengeringan akibat siklus pasang surut menimbulakn variasi pelapukan di pantai secara bersamaan yang di sebut dengan water layer  weathering (Sutikno, 1999: 42)daerah yang agresif terkena proses pelapukan lapisan air adalah pelapukan garam yangevaporasinya kuat dan terpengaruh oleh pasang surut harian.
Berdasarkan penjelasan yang telah di kemuka kan di atas, maka proses bentuk lahan pantai selalu menaglami perubahahn sebagai akibat bekerjanya proses geomorfik.secara garis besar proses geomorfik yang bekerja pada mintakat pantai . dapat di bedakan menjadi paroses distruksional yang cendrung merusak dan proses konstruksioanal yang cenderung membentuk,  bentuk lahan baru.kedua proses tersebut ke semuanya berpengaruh  terhadap kerekayasaan pantai.
Daerah pantai berdasarkan morfologinya , derh pantai di kelompokan ke dalam empat macam yaitu:
a.       Pantai bertebing terjal (cliff)
b.      Pantai bergisik
c.       Pantai berawa payau
d.      Pantai berterumbu karang

*      Pantai bertebing terjal ( cliff)
Pantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang paling banyak terdapat. Bentukan dan roama cliff berbeda stu denagn yang lainya .cliff pada batuan beku akan lain dengan cliff pada batuan sedimen .pelapisan batuan sedimen misalanya akan berbeda dengan pelapissn yang miring dan lapisan mendatar,sebatas derah di atas ombak umumnya tertutup oleh vegetasi, sedang kan bagian bawahnya umumnya tertutup oleh aktivitas pasang surut dan gelombang mengikis bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti :

a.    Tebing (cliff)
b.    Tebing bergantung (notch)
c.    Ratan gelombang pasang surut
Pada daerah bertebing terjal panati bisanya berbentuk ( rocky beach) berkelok-kelok dengan banyak terdapat gerak massa  batuan (massa movementrocvall type.proses ini menyebabkan tebing bergerak mundur  (slope retreat ) khusnya pada pantai  yang proses abrasinya aktif. Apabiala bataun penyusun derah ini berupa batuan gamping atu batuan lain yang banyak memiliki retakan (joints) air pada derah pedalaman mengalir pada sitem retakan tersebut dan muncul  di daerah pesisir dan daerah pantai . Di Indinesia pantai bertebing terjal terdapat  di derah bagian Barat pulau Sumatra,pantai Selatan Pulau Jawa, Sulawesi,dan pulau –pulau Nusa Tenggara.
Tebing bergantung (nocth) juga merupakan cliff , hanya sja pada bagian tebing yang dekat dengan permukaan air laut melengkung ke daerah darat.sehingga pada tebing tersebut terdapat relung .Relung terjadi sebagi akibat dari atap relung tersebut tidak kuat, maka tebing tersebut akan runtuh dan tebing menjadi rata kembali dan di depan pantai derdapat banyak material berupa blok-blok atau bongkah-bongkah dengan berbagai ukuran.
Rataan gelombang pasang surut pada pantai bertebing terjalk ini merupakan suatu zona yang terkadang terendam air laut pada saat pasang naik dan terkadang keringpada saat air alut surut. Rataan  gelombang pasang sdurut ini sering juga merupakan beach dengan material yang bisa berupa material halis sampai kasar yng tergantung pada kekuatan  gelombang yang bekerja pada tebing pantai .
*      Pantai bergisik
Pantai bergisik ini merupakandarah pasang surut yang terdapat endapan material hasil abrasi. Material ini dapat berupa material halus dan juga bisa beruapa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff, tetaoi juga bisa terdapat pada derah pantai yang landai. Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan berupa pasir , dan sebagian kecil berupa material dengan butiran kerikil sampai yang lebih besar . pada umum nya material pasir sutu gisik pantai berasal dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut, kemudian di endapkan oleh arus laut se panjang pantai . gisik seperti ini dapat di jumpai di sekitar muara sungai.
*      Pantai berawa payau
Rawa payau juga menceritka daeah pantai yang ttumbuh atu akresi (accetion). Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnya majunyapantai ke arah laut. Material penyusun umumnya berbutir halus dan medan ini berkembang pada lokasi yang gelombang nya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yamg relatif dangkal. Karana airnya payau , maka daerah ini kemungkina untuk pengembangannya sangat terbatas.rawa payau ini pada umumnya di tumbuhi oleh tumbuhan rawa payau atau bakau , nipah, dan tumbuhan-tubuhan lainya yang hidup di daerah payau. Tumbuhan bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagi penghalang  pengikisan di pantai ,sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karna itu pantai mengalami akresi.peranan bakau di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jikabakaunya hilang atau mati ,di tebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu panyai mengalami erosi.
Pada pantai yang mengalami akresi umumnya terdapat urutan  (squense)tumbuhan yang ada yaitu bakau yang paling depan ,di belakang nya nipah, tumbuhan rawa air tawar /lahan basah. Batas teratas dari baku adalah setinggi permukaan air pasang maksimum. Permukaan air pasang tertinngiterjadi pada saat pasang purnama (pada saat bulan purnama) dan pasang burbani( pada saat bulan gelap/bulan mati).
*      Pantai berterumbu karang
Terumbu karang (coral reef)terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad renik lainya . proses ini terjadi pada areal- areal yang cukup luas .Bird  (1970 : 190- 193 ) pada inti na menyatakan bahwa bintang karang dapat hidup dengan beberapa  persyaratan kondisi yaitu
a.   Air jernih
b.  Suhu tidak lebih dari 18oC
c.   Kadar garam antara 27 -38 ppm
d.  Arus laut tidak deras
Terumbu karang yang banyak muncul ke permukaan banyak terdapat di kepualaun Indonesia . pada pulau- pulau karang yang terangkat umumnya banyak terdapat endapan puing –puing dan pasir koral di lepas pantai.ukuran butiran puing dan pasir lebih kasar ke arah datangnya ombak/ gelombang jika gelombang tanpa penghalang. Proses tektonik  sering berpengaruh pula terhadap terumbu karang. Atol  adalah hasil kombinasi proses binatang karang dengan proses tektonik yang berupa subsiden.
*      Hasil Pengendapan Marine
Hasil pengendapan marine dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu Beach dan Bar.
a.       Baech adalah timbunan puing batuan di sepanjang daerah yang terpotong gelombang yang sifatnya hanya sementara.mungkin sekali beach itu merupakan kesatuan yang sangat panjang ,tidak terputus- putus hingga mencapai ratusan km, tetapi daa pula yang hanya beberapa ratus meter dan merupakan kesatuan yang pendek-pendek. Apalagi  beach yang terjadi pada daerah-daerah teluk. Hal ini di sebabkan oleh adanya kekuatan ngelombang yang terpusat pada semenanjung ,hingga semenanjung merupakan pusat pengikisan . oleh karna itu semenanjung pada umumnya di akhiri oleh suatu cliff. Sebaliknya dengan tenaga gelombang itu di teluk–teluk hasil pengikisan di sebarkan sebagi beach. Beach sifatnya sementara ,karna sewaktu- waktu akan tersapu gelombang pada waktu air pasang , namun pada pantai yang bergeser  ke arah laut sifat beach lebih mantap.bahan pembentuk beach dapat bersal dari laut maupaun darat. Mungkin sebagian berasal dari darat dan sebagian dari laut. Pembentuk beach yang terpenting adalah gelombang yang bergerak maju searah denagan tujuan gelombang tanpa di imabngi denagn gerakan mundur  (solitary wave) dan osoilatory waves merupakan gelomabang yang bergerak membnetuk lingkaran , bergerak maju pada puncak ,naik di bagian depan mundur pada bagian lembah dan turun di bagian belakang gelombang, yang membantu meyediakan bahan.
b.      Bar adalh gosong pasir dan kerikil yang terletak pada dasar laut yang terjadi oleh pengerjaan arus  gelombang. Kadang-kadang gosong nuncul di atas permukaan laut dan kadang-kadang terandap seluruhnya oleh air laut. Bar ada beberapa macam yaitu meliputi,: spit, nehrung , mid,bay bar, bay mouth bar, looped bar, tombolo bar, tombolo, dan cusfate spit serta ofshore bar yang terpisah sama sekali dari daratan



BAB III
 PENUTUP

Kesimpulan

Wilayah pesisir merupakan daerah yang mencakup wilayah darat sejauh masih mendapta pengaruh dan sejauh amna wilayah laut masih mendapat pengaruh dari darat  (aliran air tawar & sedimen ). Ada beberapa faktor yang mempengarhi perkermbangan roman permukaan bumi di daerah pantai adalah a)gelombang, arus, dan pasang yang berlaku sebagai faktor pengikis, pengangkut dan pengendap, b)sifat bagian dartan yang mendapat pengaruh proses-proses marine. Jadi  apakah berupa dataran rendah, curam ,landai, dan dan bagai mana sifat batuannya, c) perubahan relatif dari ketinggian muka air laut.
Permukaan air laut senantiasa berubah- ubah. Hal ini mungkin berlaku lokal atau bisa berlaku pula untuk seluh pantai di muka bumi. Bersifat lokal itu dapat terjadi sebagai akibat dari pengruh pengangkatan atau penurunan daratan yang hanya meliputi daerah yang sempit, sedangkan perubahan muka air laut yang berlaku bagi seluruh permukaan bumi dapat di sebabkan oleh adanya pembekuan /pencairan es secara besar-besaran di daerah kutub, daya tampung laut yang berubah ,misalnya karana terjadi penurunan atau pengangkatan dasar laut yang luas ,sehingga permukaan air laut berubah secara keseluruhan, d)faktor alami yang lain ,sepaerti tumbuhnya binatang karang di daerah pantai, volkanisme, dan lain-lain,dan faktor manusia ,misalnya pembuatan pelabuhan,reklamasi pantai, pengeringan rawa pantai ,pembuatan jetti di pantai ,dan sebagainya yang ke semuanya dapat mempengaruhi perkembangn pantai.garis pantai dapat di bedakan menjadi tiga bagian,yaitu: fore shore , back shore& offshore.
Gelombang meruapakan faktor yang terpenting dalam pengikisan. Bun hanya gelombang saja yang berpengaruh terhadap pengikisan/ erosimarine, melainkan juga faktor: 1)jenis dan daya tahan batuan, 2) strutur batuan 3)stabilitas pantai 4)terbuka atu tidaknya pantai terhadap pengaruh gelombang 5)dalamnya laut di pantai 6) banyak sedikit & besar kecilnya matrial pengikis yang di angkut gelombang.Erosi marine meliputi proses-proses korasi (abrasi), korasi &atrisi.korasi/abrasi memegang peran penting apa bila air banyak menagndung puing-puingbdan bongkah-bongkah yang berfungsi sebagi alat pengikis pada saat di abwa gelombang dan meng hantam dasar tebing atau pantai.


                                                                   DAFTAR PUSTAKA


Djamari dan Al Rasyid, 1980 : 97
Lobeck, AK .(1930), Geomorphology, An Introduction to the study of lanscape, New Yokr and London :Mc Graw-Hill Book Company. Inc.
Sudarja Andiwikarta dan Akub Tisnasomantri, (1977),Geomorfologi Jilid II,  Bandung: Jurusan Pend. Geografi IKIP  Bandung.
Sunarto (1991/1992), Geomorfologi Dasar ,Yogyakarta : Pusat Antar Universitas  Ilmu Teknik UGM.
Sukmantalya, I Nyoman  K,Drs .M. Sc.(1995) pengenalan secara tinjau Geomorfologi dan Terpannya Melalui PJ Untuk uventarisasi Sumber daya  Lahan ,Cibinong :Bakosurtanal.
Diberdayakan oleh Blogger.