Makalah geomorfologi umum
Dan
Guru Pembimbing :
Di
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok 6
Nama kelompok :
Nama
:
Nim:
Susi
Mei Verianti 2011
133 309
Irfan
Setiawan 2011
133 289
Elvi
Revilina 2011
133
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
JL.A Yani Lr. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang
Telp. (0711) 51043 Fax.(0711) 514782
Kata Pengantar
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah makalah ini alhamdulillah tepat
pada waktunya yg berjudul “meteorologi hasil pengerjaan air tanah/bentuk khas
daerah karst dan siklus morfologi daerah karst”
Makalah ini berisikan
tentang informasi mengenai meteorologi
hasil pengerjaan air tanah/bentuk khas daerah karst dan siklus morfologi daerah
karst”. Harapan kami makalah ini dapat memberikan informasi
serta membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca sehingga kita semua bisa memahami lebih
lanjut tentang hal tersebut.
Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapakan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senan tiasa
meridhai segalah usaha kita.amin
Palembang, 29 september 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................i
DAFTAR ISI
.........................................................................................ii
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................1
1.2 Pembatasan
Masalah...................................................................2
1.3 Perumusan Masalah
....................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan
.........................................................................2
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian daerah karst.................................................................3
2.2 Morfologi hasil pengerjaan air tanah/bentukan daerah karst.............3
2.3 Siklus morfologi daerah karst..........................................................8
BAB. III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
Ilmu pengetahuan terapan yang sangat pesat membuktikan adanya tanatangan yang
nyata yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini. Semenetara itu banyaknya
tulisan baik berupa artikel, jurnal hingga disertasi mengenai berbagai disiplin
ilmu turut menambah khasanah IPTEK global (Internasional).
Pada disiplin ilmu
tanah, terdapat ilmu terapan yang memiliki sifat terhadap penganalisaan bentuk
bumi serta bentang lahan termasuk proses dan sejarahnya.
Banyaknya faktor
yang berpengaruh terhadap pembentukan landform. Selain itu terdapat pula tipe-tipe
landform dominan di Indonesia bahkan secara global.
Sesuai dengan
petunjuk serta arahan yang diberikan kepada kelompok kami, karst merupakan
salah satu tipe landform yang ada di bumi sekaligus merupakan dasar pembahasan
kelompok kami.
Bentang lahan karst menarik perhatian beberapa disiplin ilmu seperti
geologi, biologi, tanah, arkeologi maupun pelaku pariwisata. Diperkirakan
kawasan karst meliputi 7 –10 % dari total lahan dunia. Indonesia memiliki
kawasan karst yang jumlahnya mencapai lebih dari 15,4 juta hektar, menurut Adji,
(1999) di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, luas kawasan karst mencapai
hampir 20 % dari total luas wilayah.
Nama Karst berasal dari kata Kras (bahasa Jerman) yang berarti batu karang.
Istilah karst pertamakali diperkenalkan oleh J. Cvijic (1893) yaitu
untuk mendeskripsikan plato daerah di laut Adriatic Yugoslavia.
Sebagian besar area karst daerah permukaannya
tertutup oleh limestone, walaupun dibeberapa tempat tertutup oleh dolomit dan
limestone dolomit. Selain itu kenampakan hasil pelarutan juga dapat berkembang
pada bahan lain seperti gypsum dan batu garam, tetapi pada umumnya area
tersebut tidak begitu penting karena areanya terbatas.
Komponen pengontrol perkembangan topografi karst dan pembentukan tanah pada
batu gamping sangat ditentukan oleh curah hujan, suhu, relief, tekanan CO2,
stratigrafi batuan, ketebalan batuan yang terlarut dan vegetasi. Curah hujan
yang tinggi disertai suhu dan tekanan CO2 yang tinggi dapat
mempercepat proses pelarutan batu gamping (karstifikasi). Vegetasi berperan dalam
proses pelapukan terutama oleh karena asam-asam organik hasil dekomposisi
bagian tanaman serta hasil
ekskresi akar tanaman terutama laktat, sitrat dan oksalat mampu mempercepat
pelapukan batuan (Robert dan Berthelin, 1986).
Wirjodihardjo (1953) menyelidiki sifat dasar
pembentukan tanah pada bentang lahan karst yang hasilnya bahwa sisa pelapukan
seperti besi, aluminium, silisium dari sumber-sumber kapur atau dolomite
tertinggal berupa endapan-endapan oksida secara bersama-sama membentuk terra
rosa. Besarnya pelindian pada tanah-tanah yang berkembang dari batu gamping
bervariasi tergantung iklim dan drainase. Pada daerah yang temperature dan
curah hujan rendah, silika dan lempung dari sisa pelapukan batu gamping lebih
terawetkan dan mineralmineral besi terhidrat membentuk tanah-tanah warna coklat
yang umumnya banyak mengandung kwarsa dan lempung. Proses tersebut di atas
didukung oleh pH tanah yang cenderung alkalis, karena kompleks pertukaran
didominasi oleh Ca2+ sebagai hasil pelarutan batu gamping (White, 1988).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi tentang
tanah-tanah yang berkembang pada bentang lahan karst. Pengetahuan mengenai
sifat dan watak tanah disertai penyebaran masingmasing jenis tanah sangat
berguna untuk petunjuk penggunaan tanah.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.2 Apa itu Karst?
1.2.2 Apa saja ciri-ciri atau bentukan-bentukan hasil pengerjaan Air Tanah dan Karst?
1.3.2 Bagaimana Siklus Morfologi
Daerah Karts?
1.3 Batasan
Masalah
1.1.3 Pengertian Karst
1.2.3 Morfologi Hasil Pengerjaan Air Tanah/Bentukan
Daerah Karst
1.3.3 Siklus Morfologi Daerah karst.
1.4 Tujuan Penulisan
1.1.4 Untuk mengetahui definisi karst
1.2.4 Untuk Apa saja ciri-ciri atau bentukan-bentukan hasil pengerjaan Air Tanah dan Karst
1.3.4 Agar bisa mengetahui bagaimana Siklus
Morfologi Daerah Karts.
1.5 Manfaat Penulisan
-Untuk Mahasiswa
Untuk menbah bahan bacaan.
-Untuk Masyarakat
Agar masyarakat dapat mengetahui dan menambah wawasan seberapa pentingnya pengenalan
terhadap daerah karst. Dalam pengembangannya karst tersebut sangat berpengaruh
terhadap perbedaan sifat karakteristik, genesis, dan klasifikasi yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karst
Karst
adalah suatu peristiwa berhubungan geologi yang yang pertama diuraikan
Slovenia. Area ini Carso, Kras atau Karst, yang berarti tempat berbatu-batu.
Sejak itu semua area dengan suatu berhubungan geologi serupa disebut daerah
Karst. Dalam pengertian ilmu bumi, karst adalah suatu
wilayah kering,yang tidak subur/gersang dan berbatu-batu. Kita dapat menentukan
bidang gua-gua dalam istilah yang sesuai dengan bentuk lahan dan dihubungkan
dengan proses bentuk bumi. Daerah karst umumnya dicirikan dengan adanya closed
depression, drainase permukaan dan gua. Daerah ini dibentuk terutama
oleh pelarutan batuan, kebanyakan batugamping yang lazim dan relatif mendekati.
Tetapi pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain
misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika
seperti halnya batupasir dan kwarsa, dan di basalt dan granit dimana ada bagian
yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable). Semua tersebut diatas
adalah benar-benar karst. Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses yang
lain - cuaca, kegiatan hidrolik, pergerakan tektonik, air dari pencairan salju
dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut
adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang
cocok adalah pseudokarst (karst palsu). (David Gillieson, 1996). Sifat serta jenis erosional sampai
kandungan yang membentuk karst
- Komposisi kimia dan Struktur yang mekanis batu karang [itu]. Batu karang umum untuk karst seluruh penjuru dunia area adalahLimestone (calcium carbonate CaCO3)
- Dolomit ( Karbonat Zat kapur Magnesium Camg2Co6)· Gips ( CaSO4+ H2O)· Temperatur Dan Iklim yang lokal mencakup.· Jumlah curah hujan.· Jumlah tumbuh-tumbuhan-· Karst Yang diarahkan, tidak tertutupi, telanjang atau terbuka dari vegetasi·
2.2 Morfologi Hasil
Pengerjaan Air Tanah/Bentukan Khas Daerah
Karst
Di
bawah ini dikemukakan
ciri-ciri atau bentukan-bentukan pengerjan air tanah dan
karst. Perlu diketahui bahwa tidak semua bentukan itu terdapat (suatu daerah
karst, melainkan hanya terdapat pada daerah tertentu-tertentu saja, walaupun
batuan yang ada terdiri dari batu gamping ataupun dolomit. Hal ini disebabkan oleh karena syarat
pembentukannya dikemukakan nada bagian terdahulu tidak terpenuhi.
Daerah karst mempunyai ciri-ciri yang unik berbeda
dengan daerah–daerah yang lain. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
1. Terdapainya
Terra Rosa, merupaka jenis tanah yang berwarna merah merupakan sisa-sisa hasil
pelarutan yang tidak terangkut ke dalam celah-celah batuan, sehingga terra rosa
tidak terdapat pada daerah karst dengan kemiringan yang curam.
2. Terdapatnya Lapies (Perancis), Karren, Client (Inggris)
bentukan permukaan dengan relief yang jelas, beriembah dan berbunga kecil,
runcing dan terjal. Bentukan semacam ini ierdapat di daerah kasts tidak
tertutup terrarosa.
3.
Sinkholes dan bentukan-bentukan lain yang
sejenis, merupakan depresi di daerah karst dengan kedalaman yang bervariasi,
dari 1 hingga 30 meter dan luasnya juga bervariasi dari beberapa meter sampai
beberapa ratus meter, Berdasarkan ciri yang telah disebutkan di atas, maka
bentuk lahan yang terjadi di daerah karst dapat dikelompokan ke dalam dua
bagian, yaitu:
A. Bentuklahan
negatif
Bentuklahan negatif dan bentuklahan positif.
Bentuklahan negatif yang dimaksud adalah bentuklahan yang berada di bawah
rata-rata permukaan setempat, sebagai akibat dari proses pelarutan.
Bentuklahan-bentuklahan tersebut antara lain terdiri atas doline, uvala, polye,
cockprt, blind valley, sinkholes, dan sebagainya. Terbentuknya goa-goa bawan
tanah dengan sungai bawah tanah, dan bentukan-bentukan yang ada di dalam goa
tersebut.
Doline merupaka suatu istilah yang mempunyai
banyak sinonim antara lain sink, sinkholes, cockprt, blue hole, swallow hole
atau cenote. Doline itu oleh Monroe dalam Suprapto (1997: 93) disebutkan bawa
merupakan suatu ledokan atau lobang yang berbentuk corong pada daerah batu gamping
dengan diameter mulai 1 meter hingga beberapa ratus meter.
Berdasarkan genesisnya, doline dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian, yartu: a) doline runtuhan, b) doline solusi, dan c)
doline aluvial. Guna memperjelas dalam membedakan bagaimana terjadinya doline
seperti yang dijelaskan di atas, berikut ini disajikan secara visual pada
Gambar 3-14 (a dan b) berikut:
Doline reruntuhan
Doline reruntuhan ini terjadi sebagai akibat
dari proses pelarutan yang ada di bawah permukaan yang menghasilkan rongga
bawah tanah, Rongga bawah tanah tersebut atapnya runtuh, hingga menghasilkan
cekungan atau depresi di permukaan. Doline seperti ini mempunyai lereng yang
cukup curam-curam terdiri dari lapisan batuan yang keras dan menurun secara
tiba-tiba.
Doline solusi
Doline solusi terjadi karena telah
berlangsungnya proses solusi/pelarutan tanpa mendapat gangguan lain terhadap
batuan. Doline seperti ini terus secara perlahan-lahan akibat larutnya batuan gamping
ke dalam tanah oleh yang meresap melalui joint atau rekahan-rekahan pada daerah
batugamping.
Doline aluvial
Doline aluvial ini terjadi sebagai
akibat karena pelarutan oleh air yang mengalir yang kemudian menghilang
ke dalam tanah. Adanya proses tersebut terbentuk doline alluvial.
Uvala merupakan ledokan luas
terbentuk oleh gabungan dari beberapa doline. Uvala mempunyai dasar tidak
teratur yang mencerminkan ketinggian karakter lereng doling sebelum mengalami
degradasi. Uvala terkadang dasamya terlihat/muncul sungai bawah tanah, sebagai
akibat dari sebagian atap sungai bawah tanah tersebut, sehingga juga merupakan
collepse holes yang disebut jendela Karst (karst window). Karena uvaia ini
dapal terjadi sebagai akibat runtuhnya atap gua/sungai bawah tanah, maka
doline-doline tergabungan menjadi satu.
Polve merupakan bentukan di daerah karst denga
bentuk yang memanjang dengan dasar yang rata dan dikelilingi oleh dinding yang
curam. Polye ini terjadi sebagai Akibat dari sistem gua dalam tanah runtuh.
Karena terjadi kerena sistem guan/sungai yang runtuh, maka polye ini tersusun
dari beberapa uvala.
Lembah buta (blfnd vatlev) merupakan
lembah yang mendadak berakhir/buntu, sungai-sungai yang mengalir pada lembah
ini menghilang dan lenyap ke bawah tanah. Sungai-sungai yang menghilang ke
bawah tanh (sinking creek) dimana seluruh aimya yang mula-mula mengakir
di atas perrnukaan, kemudian menghilang ke dalam lubang-lubang atau
retakan-retakan. Tempat menghilangnya air tersebut disebut “sink” yang
terkadang tampak jelas, terkadang juga tidak karena sink tersebut terisi
material, namun air sungai tetap menghilang dengan cara meresap secara
berangsur-angsur. Air yang masuk ke dalam tanah tersebut menjadi sungai bawah
tanah (underground river) yang dapat muncul kepermukaan menghilang
kembali, muncul lagi dan demukian seterusnya sesuai dengan kondisi di daerah
karst yang bersangkutan. Muncul tenggelamnya
sungai bawah tanah
tersebut dapat membentuk fenomena-fenomena yang menakjubkan
untuk dilihat dan merupakan gabungan dari bentukan positif dan bentukan negatif di daerah karst. Contoh fenomena-fenomena
alam adalah adanya jembatan alam,
terowongan alam dan sebagalnya. Sebagai ilustrasi mengenai sungai bawah tanah
dapat dilinat pada Gambar3-15.
B.
Bentuktahan positif
Bentuklahan positif merupakan bentuklahan pada
daerah karst berada di atas rata-rata permukaan setempat, seperti kygelkarst,
turmkarst.
Kygelkars
Kygelkarst merupakan suatu
bentuklahan karst tropik yang didirikan sejumlah bukit berbentuk kerucut yang
kadang-kadang dipisahkan oleh Cockpit-cockpit ini saling berhubungan satu
dengan yang lainnya pada satu garis lurus mengikuti pola kekar atau diaklas
yang ada di daerah karst. Kygelkarst sering
disebut sebagai kerucut karst atau butte. Lereng bukit-bukit berbentuk atau
tendiri atas cliff dan endapan-endapan. Berikut ini disajikan secara visual
mengenai Kyglekarst dalam Gambar 3-17.
Turmkarst
Turmkarst merupakan istilah berpadanan dengan
menara karst. Turmkarst terdiri atas perbukitan berlereng curuam atau vertikal
yang menjulang tersendiri di atara dataran di daerah karst. Perbedaan antara
Kygelkarst dengan turmkarst dapat dilihat dalam Gambar 3-17 berikut.
2.3 Siklus
Morfologi Daerah karst
Beberapa ahli telah mengemukakan teori
masing-masing mengenai siklus morfologi daerah
karst. CVIYIC dalam Sudarja dan Akub (1977: 89) menyatakan bahwa ada 4
tingkatan dalam siklus morfologi daerah karst, yaitu:
1) Muda
(Youth), pada tingkat ini pengaliran masih berlangsung di permukaan, terdapat
lapies dan doline yang tersebar. Tidak ada goa-goayang besar, pengaliran di
bawah tanah masih belum berkembang.
2) Dewasa
(Maturity), Pada tingkat ini pengaliran di bawah tanah telah mencapai maksimum.
Pengaliran di permukaan hanya terbatas pada sinkkig creeks yang pendek-pendek.
Goa-goa merupakan ciri yang khas pula. Jadi perkembangan karst pada tingkat ini
telah maksimal.
3)
Akhir tingkat dewasa (late maturity), gejala
karst muiai berkurang, karst window mulai terbentuk yang kemudia berkambang
jadi uvala, disamping itu juga terdapat humus.
4)
Tua (old), Pada tingkat ini pengaliran mulai di
permukaan mulai berulang kembali dan humus terbatas sekali jumlahnya.
Sedangkan menurut BEEDE dalam Sudardja &
Akub (1977:90) bahwa daerah karst
terjadi siklus sebagai berikut:
1)
Muda, yaitu tingkat pe'ralihan dari pengaliran di
permukaan ke pengaliran bawah tanah. Doline banyak terdapat.
2)
Dewasa, yaitu tingkat dimana sinkhole dan pengaliran
bawah tanah mencapai tingkat maksimum. Hanya sungai-sungai besar yang mempunvai
lembah yang dalam saja, mengalir di permukaan. Sinking creeks, swallow holes
dan doline tersebar dalam jumlah yang sangat banyak.
3)
Tua, dengan ciri pengaliran kembali di permukaan
dengan jendela karst terowongan alam, jembatan alam dan humus.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah menelaah serta mengangkat pembahasan mengenai landform hingga topografi
karst, dapat diambil sedikit garis besar yang merupakan fundamental penyusun
teori praktis hingga penyebaran karst di muka bumi ini. Konsentrasi
yang dapat diambil dari pembahasan mengenai karst ini, diantaranya adalah :
- Dalam
pengertian ilmu bumi, karst adalah suatu wilayah kering, yang tidak
subur/gersang dan berbatu-batu.
1 komentar:
MAKASIH ATAS BAMTUAN NYA!!!!!!
:)
Posting Komentar