MAKALAH
GEOMORFOLOGI UMUM
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
15
1. Julita 2011 133 283
2.
Sheilla suci pratiwi 2011 133 303
Dosen
Pembimbing: Anita Rahmawati, S.pd
Geomorfologi dalam geografi fisik
Bentang
lahan dan bentuk lahan sebagai sumber daya landskap
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2011/2012
KATA
PENGANTAR
بِسْمِ١للهِ١لرَّحْمٰنِ١لرَّحِيْمِ
Assalamualaikum
Wr. Wb
Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Meteorologi Klimatologi.
Tugas ini berisikan tentang Pulau jawa
Dalam menyusun tugas ini kami telah berusaha
sebaik mungkin. Namun, apabila dalam tugas ini masih terdapat kesalahan, kekurangan
dan keterbatasan kami harap maklum.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu atas terselesainya tugas ini. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi kita semua “Amin”.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... ..ii
Daftar
Isi.................................................................................................................... ..iii
Bab I Pendahuluan
1.1Latar
belakang........................................................................................... .1
1.2Rumusan
Masalah..................................................................................... .1
1.3Tujuan....................................................................................................... .1
1.4Manfaat..................................................................................................... .2
Bab
II Pembahasan
2.1 Geomorfologi Dalam Geografi Fisik....................................................... .3
2.2.
Bentang lahan dan bentuk lahan sebagai sumber daya landskap............ .7
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan ............................................................................................. .12
Daftar
Pustaka............................................................................................................ .13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Geomorfologi adalah mempelajari bentuklahan (landform),
proses-proses yangmenyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh
setiap bentuklahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar
laut/samudera. Geografi fisik mempelajari bentang
lahan (landscape), yaitu bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh
adanya interaksi dan interdependensi bentuk lahan.
Istilah bentanglahan berasal dari kata
landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang
secara umum berarti pemandangan. Bentuk lahan atau Indform adalah bentukan alam
dipermukaan bumi khususnya didaratan yang terjadi karena proses pembentukan
tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa peranan
geomorfologi dalam geografi fisik?
b.
Apa itu bentang lahan
dan bagaimana bentuk lahan sebagai sumber daya landskap?
1.3 Tujuan
a.
untuk mengetahui peranan geomorfologi dalam geografi fisik
b. untuk mengetahui bentang
lahan dan bentuk lahan sebagai sumber daya landskap
1.4 Manfaat
-
Untuk menambah bahan bacaan bagi manusia
-
Agar mahasiswa dapat mengetahui peranan geomorfologi dalam geografi fisik
serta bentang lahan dan bentuk lahan sebagai sumber daya landskap
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Geomorfologi
Dalam Geografi Fisik
Geomorfologi adalah mempelajari bentuklahan (landform),
proses-proses yang menyebabkan
pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuklahan yang dijumpai
di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera serta mencari
hubungan antara bentuklahan dengan proses-proses dalam tatanan keruangan dan
kaitannya dengan lingkungan. Di samping itu, juga menelaah dan mengkaji Bentuklahan
secara deskriptif, mempelajari cara pembentukannya, proses alamiah dan ulah
manusia yang berlangsung, pengkelasan dari bentuklahan serta cara pemanfaatannya
secara tepat sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Geografi
fisik mempelajari bentang lahan (landscape), yaitu bagian ruang dari permukaan
bumi yang dibentuk oleh adanya interaksi dan interdependensi bentuk lahan.
Perhatian utama geografi fisik adalah lapisan hidup (life layer) dari lingkungan
fisik, yaitu zona tipis dari daratan dan lautan yang di dalamnya terdapat
sebagian besar fenomena kehidupan
Adapun ilmu-ilmu yang menunjang geografi fisik adalah
sebagai berikut.
·
Meteorologi dan Klimatologi, adalah ilmu yang mempelajari
gejala cuaca dan iklim di atmosfer.
·
Oseanografi seanografi, adalah ilmu pengetahuan dan
studi eksplorasi mengenai lautan serta semua aspek yang terdapat di dalamnya.
Aspek-aspek tersebut, seperti sedimen, batuan yang membentuk dasar laut,
interaksi antara laut dan atmosfer, pergerakan air laut, serta tenaga
yang menyebabkan adanya gerakan tersebut baik tenaga yang berasal dari dalam
maupun dari luar.
·
Hidrologi dan Hidrografi, Hidrologi mempelajari gerakan
dan distribusi air di bumi. Adapun Hidrografi adalah suatu cabang ilmu geografi
fisik yang berhubungan dengan penelitian dan pemetaan air di permukaan bumi.
·
Geologi dan Geomorfologi, Geologi menjelaskan bagaimana bumi terbentuk
dan bagaimana bumi berubah dari waktu ke waktu. Adapun Geomorfologi mempelajari
bentuk permukaan lahan dan sejarah pembentukannya.
·
Ilmu Tanah dan Geografi Tanah, Ilmu Tanah adalah ilmu yang
mempelajari seluk-beluk atau sifat-sifat tanah. Adapun Geografi Tanah adalah
ilmu yang mempelajari tentang tanah, seperti sifat, genesis, penyebaran, dan
penerapannya terhadap kehidupan manusia.
·
Biologi dan Biogeografi, Biologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari dunia tumbuhan dan hewan. Adapun Biogeografi
adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme dalam ruang dan waktu, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi, atau menentukan pola penyebaran
jarak.
Geografi Fisik mempelajari
bentanglahan (landscape) dibentuk oleh interaksi dan interdependensi antara
bentuk lahan,batuan,bahan pelapukan batuan,tanah,air,tumbuhan,hewan,energi,dan
manusia yang secara keseluruhan merupakan satu kesatuan dalam ruang. Geografi
fisik sebagai bagian dari geografi yang bersifat antroposentris (Sutikno,1990 :
7). Karena dalam mempelajari fisik selalu dikaitkan dengan kebutuhan manusia.
Berdasarkan uraian tentang
pengertian geografi fisik seperti di atas,maka dapat disebutkan bahwa
geomorfologi merupakan unsur geografi fisik dengan penekanan nya pada bentuk
lahan beserta karakteristiknya. Oleh karena itu geomorfologi memiliki
keterkaitan yang erat. Dalam studi geomorfologi dapat memberikan informasi yang
berharga bagi geografi fisik. Miller (1961) dalam verstappen (1983 :30)
mengungkapkan peranan geomorfologi adalah sebagai berikut:
a.Geomorfologi elementer, yang memanfaatkan bentuk lahan
untuk identifikasi batuan kerucut gunung api dan lain sebagainya
b.geomorfologi suplemen: memanfaatkan kejadian atau gejala
geomorfologi untuk memecahkan masalah geologi misalnya erosi selektif untuk
mengetahui jenis batuan dan struktur.
c.Geomorfologi komplementer: memanfaatkan gejala geomorfologi
untuk melacak fenomena geologi yang tidak jelas seperti penyimpangan arah
aliransungai untuk melacak sesar.
d.Geomorfologi independen: menerapkan geomorfologi untuk
studi geologi pada daerah yang miskin singkapan , dengan kajian geomorfologi
yang mendalam dapat
memberikan informasi yang
bermanfaat.
factor geomorfologi yang
terdiri atas bentuk lahan, proses, material penyusun, dan lingkungan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pola pembagian tanah dari suatu daerah dan tingkat
perkembangan tanah. Factor pembentuk tanah seperti batuan induk,iklim, relief,
vegetasi, waktu, dan organisme sebagian merupakan aspek geomorfologi.satuan
bentuk lahan yang menjadi sasaran utama dalam geomorfologi banyak digunakan
untuk satuan pemetaan tanah. Jadi ada hubungan logis antara bentuk lahan dengan
satuan peta tanah (sutikno,(1990:10)
Pada aspek fisik geomorfologi dapat
memberikan informasi melalui kajian dengan pendekatan geomorfologi. Pendekatan
geomorfologi digunakan dalam melakakukan analisis dan klasifikasi medan (terrain analysis and classification) dengan
beberapa parameter seperti yang dikemukakan oleh Zuidam, et al (1978 : 9 – 22),
dimana pada intinya dalam analisis dan klasifikasi medan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Relief/morfologi meliputi bagian
lereng, ketinggian, kemiringan lereng, panjang lereng, bentuk lereng, bentuk
lembah, dan aspek relief yang lain.
2. Proses geomorfologi meliputi erosi
dan tipe erosi, kecepatan dan daerah yang terpengaruh; banjir yang meliputi
tipe, frekuensi, durasi, kedalaman, dan daerah yang terpengaruh; gerakan massa yang meliputi tipe,
kecepatan, daerah yang terpengaruh.
3. Tipe material batuan meliputi
batuan induk, material permukaan, kedalaman pelapukan.
4. Vegetasi dan penggunaan lahan
meliputi tipe vegetasi, kepadatan, tipe penggunaan lahan, periode, durasi, dan
konservasi.
5. Air tanah mencakup kelembaban
permukaan, kedalaman air tanah, fluktuasi air tanah, dan kualitas air tanah.
6. Tanah mencakup kedalaman, kandungan
humus, tekstur, drainase, dan daerah berbatu.
Berdasarkan apa yang telah
dikemukakan di atas, maka geomorfologi memegang peranan yang cukup penting,
sebab hasil analisis dan klasifikasinya medan
ataupun lahan dapat dimanfatkan untuk berbagai kepentingan. Seperti dalam
bidang keteknikan, ekonomi, hidrologi dan lain sebagainya. Berbagai bentuklahan
yang ada di permukaan bumi, merupakan bagian kajian dari geomorfologi terutama
dan terutama tentang sifat alami, asal mula, proses perkembangan, dan komposisi
material penyusunnya.
Kaitannya dengan hal tersebut
Thornbury (1954) dalam Sutikno (1987: 12) menyatakan bahwa ada lima kelompok terapan geomorfologi, yaitu:
1. Terapan geomorfologi dalam
hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst dan air tanah daerah
glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan baik apabila
geomorfologinya diketahui secara mendalam. Air tanah di daerah glasial
tergatung pada tipe endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati
dengan geomorfologi.
2. Terapan geomorfologi dalam geologi
ekonomi, yaitu membahas pendekatan geomorfologi untuk menentukan tubuh bijih,
jebakan residu, mineral epigenetik, dan endapan bijih.
3. Terapan geomorfologi dalam
keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi jalan raya, penentuan pasir,
dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi militer. Terapan
geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek geomorfologi dipertimbangkan
4. Terapan geomorfologi dalam
ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS yang ditentukan dengan
pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal
struktur geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.
5. Terapan geomorfologi dalam bidang
lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai, dan erosi.
2.2. Bentang lahan dan bentuk lahan sebagai sumber daya
landskap
Istilah
bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau
landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Ada beberapa penulis
yang memberikan pengertian tentang bentanglahan berikut ini.
(i)
Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform). Bentuklahan
merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau sebuah lembah sungai.
Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah
perbukitan yang bervariasi bentuk dan ukurannya dengan aliran air sungai di
selaselanya (Tuttle, 1975).
(ii)
Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas
sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi antara
bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan,
hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya yang
secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982).
(iii)
Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya,
yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain yang
dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).
Berdasarkan
pengertian bentanglahan tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat 8 unsur
penyusun bentanglahan, yaitu: udara, batuan, tanah, air, bentuklahan, flora,
fauna, dan manusia dengan segala aktivitasnya. Kedelapan anasir bentanglahan
tersebut merupakan faktor-faktor enentu terbentuknya bentanglahan, yang terdiri
atas: faktor eomorfik (G), litologik (L), edafik (E), klimatik (K), hidrologik
(H), oseanik O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A). Dengan demikian
berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, bentanglahan (Ls) dapat dirumuskan
sebagai:
Ls = ƒ (G, L, E, K, H, 0, B, A)
Keterangan:
Ls (bentanglahan) G (geomorfik) L (litologik)
E (edafik) K (klimatik) H (hidrologik)
O
(oseanik) B (biotik) A (antropogenik)
Dikaitkan
dengan konsep pada Bab 1, maka bentanglahan mencakup aspek kajian penting,
yaitu: bentang alami dengan inti kajian bentuklahan dan bentang budaya dengan
inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap lahan.
Bentuklahan sebagai Inti Kajian Bentang Alami
Menurut
Tuttle (1975), bentanglahan atau landskap merupakan kombinasi atau gabungan
dari bentuklahan. Mengacu pada definisi bentanglahan tersebut, maka dapat
dimengerti bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena
itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentanglahan selalu mendasarkan
pada kerangka kerja bentuklahan (landform). Bentuklahan adalah bagian dari
permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari
proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam skala ruang dan
waktu kronologis tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu
bentuklahan (Lf) dapat dirumuskan sebagai:
Lf
= ƒ (T, P, S, M, K)
Keterangan:
Lf (bentuklahan) T (topografi)
P
(proses alam) S (struktur geologis)
M
(material batuan) K (ruang dan waktu kronologis)
Oleh
karena untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan berdasarkan pada
bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika
didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah
mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 macam
bentuklahan asal proses, seperti diuraikan berikut ini.
(a)
Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunungapi. Contoh bentuklahan ini
antara lain: kerucut gunungapi, medan lava, kawah, dan kaldera.
(b)
Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan
lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah merupakan contoh-contoh
untuk bentuklahan asal struktural.
(c)
Bentuklahan asal fluvial (F) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai,
dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
(d)
Bentuklahan asal proses solusional (S) merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut,
seperti batugamping dan dolomite karst menara, karst kerucut, doline, uvala,
polye, goa karst, dan logva merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
(e)
Bentuklahan asal proses denudasional (D) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses degradasi, seperti longsor dan erosi. Contoh satuan
bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan
rusak.
(f)
Bentuklahan asal proses eolian (E) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain:
gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
(g)
Bentuklahan asal marine (M) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gisik pantai (beach), bura (spit),
tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat
dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi
akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi
kedua proses itu disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses fluvio-marine ini antara lain delta dan estuari.
(h)
Bentuklahan asal glasial (G) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah
menggantung dan morine.
(i) Bentuklahan asal organik
(O) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh
kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini
adalah pantai mangrove dan terumbu karang.
(j) Bentuklahan asal
antropogenik (A) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat aktivitas manusia. Waduk, kota , pelabuhan,
merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.
Tuttle (1975), surastopo
(1982), dan vink (1983)dalam sunarto (1999:1) menyatakan bahwa lanskap dapat
diartikan sebagai:
(a)
suatu gabungan yang
dari kenampakan-kenampakan bentuk lahan.
(b)
Sebagai suatu ruang
dipermukaan bumi yang terdiri dari sistem-sistem yang dibentuk oleh interaksi
dan interdependesiantara bentuk lahan , batuan, tanah, air,udara, tetumbuhan,
hewan, tepi pantai,energi dan manusia yang secarakeseluruhan membentuk satu
kesatuan.
(c)
Permukaan bumi dengan
seluruh fenomenanya, yang mencakup bentuk lahan, tanah, vegetasi, dan
atribut-atribut yang dipengaruhi oleh manusia.
Selain diartikan sebagai bentang lahan, lanskap juga diartikan sebagai
pemandangan, yaitu keadaan alam yang menujukan kenampakan indah dan suasana
nyaman. Dari pengertian tersebut dapat diketahui, bahwa pemandangan mempunyai
empat aspek yang terkandung didalam nya. Yaitu aspek kondisional (keadaan
alam), asppeek visual (kenampakan), aspek estetika (keindahan), serta aspek
sittusional (suasana nyaman). Diketahui pula bahwa lanskap tersusun atas
kompenen-kompenen bentuk lahan, iklim, batuan, tanah, air, flora, fauna, dan
budaya yang kesemuanya saling interaksi, interdependensasi, membentuk suatu
kesatuan yang kondisi nya dapat dilihat,keindahan nya dapat dinikmati, dan
kenyamanan nya dapat dirasakan oleh segenap manusia.
Bentuk lahan atau Indform adalah
bentukan alam dipermukaan bumi khususnya didaratan yang terjadi karena proses
pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula salamantalya
(1995:14), menjelaskan bahwa bentuk lahan merupakan suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh
proses alami, memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual
dengan jalur tertentu yang terjadi dimanapun bentuk lahan tersebut terdapat.
Berdasarkan pengertian bentuk lahan tersebut, jelas bahwa bentuk lahan yang
berada dipermukaan bumi sangat bervariasi . kondisi bentuk lahan yang
bervariasi dapat menampilkan berbagai macam potensi seperti potensi keindahan,
potensi energi, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, bentang lahan dan
bentuk lahan sebagai suatu permukann bumi yang didalamnya terkandung berbagai
aspek yang dimaksudkan diatas, maka jelaslah bentang lahan dan bentuk lahan
dapat dikatagorikan sebagai sumber daya
landskap yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Miller (1961) dalam verstappen (1983 :30)
mengungkapkan peranan geomorfologi adalah sebagai berikut:
a.Geomorfologi elementer, yang memanfaatkan bentuk lahan
untuk identifikasi batuan kerucut gunung api.
b.geomorfologi suplemen: memanfaatkan kejadian atau gejala geomorfologi
untuk memecahkan masalah geologi misalnya erosi selektif untuk mengetahui jenis
batuan dan struktur.
c.Geomorfologi komplementer: memanfaatkan gejala geomorfologi
untuk melacak fenomena geologi yang tidak jelas seperti penyimpangan arah
aliransungai untuk melacak sesar.
d.Geomorfologi independen: menerapkan geomorfologi untuk
studi geologi pada daerah yang miskin singkapan , dengan kajian geomorfologi
yang mendalam dapat
memberikan informasi yang
bermanfaat.
Istilah
bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau
landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Terdapat 8 unsur penyusun bentanglahan,
yaitu: udara, batuan, tanah, air, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia dengan
segala aktivitasnya. Bentuk lahan atau Indform
adalah bentukan alam dipermukaan bumi khususnya didaratan yang terjadi karena
proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula. bahwa bentuk
lahan yang berada dipermukaan bumi sangat bervariasi . kondisi bentuk lahan
yang bervariasi dapat menampilkan berbagai macam potensi seperti potensi
keindahan, potensi energi, dan lain sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Diunduh pada tanggal 06
januari 2012 pukul 05.30 WIB http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/definisi-ruang-lingkup-konsep-dasar-dan-peristilahan-dalam-geomorfologi/,
dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
Diunduh pada tanggal 06
januari 2012 pukul 05.30 WIB
http://earthy-moony.blogspot.com/2010/04/konsep-dasar-zona-bentanglahan-jawa.html
Sugiyanta, I Gede. 2003.Geomorfologi 1.Universitas Lampung:
Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar