GEOMORFOLOGI UMUM
Vulkanisme, Gejala Vulkanisme Morfologi Permukaan Bumi
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 13
1. .Audiah Faradisy
2011.133.297
2. Muhlisoh 2011.133.295
3. Sepri Andara
2011.133.315
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
JL.A Yani Lr. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang
Telp. (0711) 51043 Fax.(0711) 514782
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan tuhan yang maha esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Geomorfologi Umum ini
dengan judul “vulkanisme Gejala Vulkanisme dan Morfologi
Permukaan Bumi”.Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Geomorfologi Umum, program studi Ilmu Geografi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui
pengertian vulkanisme,gejala vulkanisme dan morfologi permukaan bumi.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih memiliki kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini.Kami berharap semoga makalah yang kami buat bermanfat bagi kita
semua dan bagi pembaca pada umumnya.
Palembang, 22 Oktober 2011
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
i.
Latar Belakang ……………………………………………………………………......1
ii.
Permasalahan
………………………………………………………………………..…2
iii.
Tujuan
Penulisan Makalah…………………………………………………………........2
iv.
Manfaat
Pembahasan………………………..………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...3
i.
Pengertian
Vulkanisme………………………………………………………………....3
ii.
Ekstuksi Magma……………………………………………………………………….4
iii.
Material Hasil Vulkanisme…………………………………………………………......6
iv.
TipeLetusan Gunung
Api……………………………………………………………...7
v.
Gejala Vulkanisme danMorfoogi Permukaan
Bumi……………….................................10
vi.
Bentukan Muka
Bumi……………………………………………………………… .. 12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….........15
i.
Kesimpulan…………………………………………………………………………..……15
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………...iii
iii
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vulkanisme
adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang naik ke
permukaan bumi. Vulkanisme (kegunungapian) mempunyai pengertian yang cukup
kompleks Saizwar,Samodra,Tarigan (1988:1) dengan modifikasi yaitu:
a. Merupakan
bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan material gunung
api.
b. Dapat
dijadikan sebagai kegiatan magma yang sedang berlangsung.
c. Merupakan
tempat munculnya lava dan material lepas (klastis) gunung api yang berasal dari
dalam bumi.
Magma yang
keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat
bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma.
bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma.
ii.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan vulkanisme?
2.
Apa yang dimaksud dengan magma?
3.
Bagaimana gejala vulkanisme dan morfologi permukaan bumi?
4.
Apa saja bentukkan lahan yang dihasilkan oleh
vulkanisme?
iii.
Tujuan Masalah
1.
Mangetahui pengertian vulkanisme.
2.
Mengetahui apa itu magma.
3.
Mengetahui bagaimana gejala vulkanisme dan
morfologi permukaan bumi.
4.
Mengetahui apa saja bentuk lahan yang dihasilakan
oleh vulkanisme.
iv.
Manfaat makalah
1.
Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang
vulkanisme dan hal-halyang berhubngan dengan vulkanisme.
2.
Memberikan pengetahuan bagi masyarakat yang
tinngal di daerah gunung berapi tentang tanda-tanda pra dan pascavulkanisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
VULKANISME
Vulkanisme adalah semua gejala yang
berhubungan dengan gunung api sebagai akibat dari adanya aktivitas magma di
dalam bumi. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan
sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.
Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang
terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang
terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang
amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika
terjadi pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan
menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut
magma.
Magma bisa bergerak ke segala arah,
bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah
permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak
dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi
magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan.
Intrusi magma tidak
mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang
bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun intrusi magma bisa mengangkat lapisan
kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara
rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam
bentuk.
Gambar
1.1 Bagan dapur magma
- Batolit adalah batuan beku yang terbentuk
di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.
- Lakolit
adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung,
sementara permukaan atasnya tetap rata.
- Keping
intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara
lapisan batuan.
- Intrusi
korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan
litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
- Apolisa
adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
- Diatrema
adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.
jika aktivitas magma mencapai ke
permukaan bumi, maka gerakan ini dinamakan ekstrusi magma. Ekstrusi magma
adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang
menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di
daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa
terjadi di dasar lautan.
Ekstruksi Magma
Secara
umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
- Ekstrusi
linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan
memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki
di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Ekstrusi
areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga
magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu.
Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya
mencapai 10.000 km persegi.
- Ekstrusi
sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan
membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung
Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada
3 maca m gunung berapi sentral, yaitu:
- Gunung
api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer.
Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk
lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi
melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
Gambar 1.2 Gunung Maona Loa Hawai
- Gunung
api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan
yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal
dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari
timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan
yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau.
Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
Gambar 1.3 Gunung Klakah Lamongan
- Gunung
api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif
dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan
lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung
api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia.
Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain
Gambar 1.4 Gunung Berapi
Material Hasil Vulkanisme
Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang
dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material
padat,cair,dan gas.
a.
Benda padat (efflata) adalah
debu, pasir,lapili (batu kerikil) batu-batu besar (bom),dan batu apung.
b. Benda cair (effusive) adalah
bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu lava,lahar panas,dan
lahar dingin.Lava adalah magma yang keluar ke permukaan bumi. Lahar panas
adalah lahar yang berasal dari letusan gunung berapi yang memiliki danau kawah
(kaldera), contoh kaldera yang terkenal di Indonesia adalah kawah Bromo. Lahar
dingin adalah lahar yang berasal dari bahan letusan yang sudah mengendap,
kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung.
c. Benda gas (ekshalasi),
adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain solfatar,
fumarol, dan mofet. Solfatar adalah gas hidrogen sulfida (H2S) yang keluar dari
suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Fumarol adalah uap air panas.
Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat di Gunung Tangkuban
Perahu dan Dataran rendah Dieng.
Tipe Letusan
Gunung Api
a.
Tipe Hawaii
Tipe
gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam
perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak
ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan
Dieng Jawa Tengah.
b.
Tipe Stomboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung
api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah
permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang
dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh
letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan
Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi
pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom
dan lapili.
c.
Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk
bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas
kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di
samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan
kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung
Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung
Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung
Kelud dan Anak Gunung Bromo.
d.
Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif
dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di
Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang
tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh
yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
e.
Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair
dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang
menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering
timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material
seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh
letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus
sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri
lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5
km.
f.
Tipe Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di
leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa
letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah
tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan
bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di
Jawa Timur.
Gambar 1.5 Tipe Letusan Gunung Api
Gejala
Pravulkanik
Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara
lain sebagai berikut:
a)
Temperatur di area sekitar kawah
mengalami peningkatan.
b) Banyak sumber-sumber air
atau mata air yang mulai mengering.
c)
Sering terjadi (terasa)
adanya gempa.
d) Banyak binatang-binatang
dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung
e)
Adanya suara gemuruhdari
dalam gunung
Gejala Pascavulkanik
Setelah
gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang-kadang masih terdapat gejala
yang menunjukkan sisa aktivitas vulkanisme. Gejala iti dinamakan gejala
pascavulkanik, gejala tersebut antara lain:
a)
munculnya sumber air panas,
seperti yang terdapat di Cipanas dan Ciater di Jawa Barat, dan Baturaden di
Jawa Tengah,
b)
munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air
yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat
karena mengandung belerang. Contohnya Maribaya dan Sangkanurip di Jawa Barat,
c)
munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang
memancar berkala, seperti yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan
The Old Faithful geiser yang terkenal di Yellowstone National Park Amerika
Serikat, dan
d) munculnya sumber gas
(ekhalasi), antara lain sumber gas belerang yang disebut solfatara yang
terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas
(N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran
Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut
mofet.
Bencana Dan Manfaat Keberadaan Gunung Api
Bencana yang
ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut:
a)
Bahaya langsung, berupa
letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, aliran lumpur dan lava.
b)
Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang
terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami),
gempa vulkanik, perubahan muka tanah , hilangnya sumber air tanah dan
sebagainya.
c)
Munculnya gas-gas yang
berbahaya seperti asam sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO)
d) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah,
longsoran,guguran batuan dan lainnya)
e)
Letusan besar sebuah gunung berapi dapat
menyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk
daerah di sekitarnya.
f)
Letusan gunung berapi dapat
menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas
maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
Manfaat
dari gunung api antara lain :
a)
Sumber mineral, daerah
mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat
dimanfaatkan dari adanya aktivitas gunung api.
b)
Daerah tangkapan hujan
c)
Daerah pertanian yang subur,
kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah
mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang
subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, dan berbagai
hortikultura diusahakan di lereng gunung api.
d) Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan
yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan
menarik bagi para wisatawan nusantara maupun mancanegara
e)
Sumber energi, tenaga panas
bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit
tenaga listrik.
Gejala Vulkanisme
Dan Morfologi Permukaan Bumi
Orogenesa
danEpirogenesa merupaka suatu kegiatan yang membentuk permukaan bumi. Daerah
rangkaian pegunungan yang dibentuk oleh proses orogenesa. Stille (1940) dalam Aizwar dkk. (1988:65) menyatakan bahwa hubungan antara tektonik dengan gejala
peerobosan diikiuti oleh kegiatan magmatis yang dihasilkan batuan yang tidak
harus sama untuk setiap jenis dan jenjang orogenesa.
Didaerah
rantai pegunungan yang diakibatkan oleh proses orogenesa,disamping batuan
sedimen dan malihan akan ditemukan pula batuan hasil letusan gunung api yang
beragam komposisinya.
Faseorogenesa dan
kegiatan magmatis
Fase Oronegesa
|
Kegiatan Magmatis
|
Pembentukan
geosiklin
|
Initiale
vulkanismus (effusuif basaltic picritic)
|
Tektonesa
(pelipatan)
|
Synorogane
plutonismus (intrusive acid pacific)
|
Orogenesa
peraliahan (pengangkatan)
|
Susequente
vulkanismus ( explosive pacific)
|
Orogenesa
akhir(denudasi)
|
Finale
vulkanismus ( effusive basaltic or ignimbrite)
|
Masing-masing
fase orogenesa mempunyai karakter yang berbeda-beda pada setiap kegiatannya.
Ada kegiatan magmatis yang menghasilkan batuen beku, baik batuan beku dalam
maupun batuan beku luar yang bersifat basa maupun sangat basa, menghasilkan
batuan (garbo,basalt, peridotit). Sehingga pada fase ini terjadi kegiatan yang
bersifat initiale vulkanismus.
Pada
fase pengangkatan yang dibarengi dengan pelipatan pada jenjang tektogenesa
terjadi gejala vulkanisme dalam menghasilkan batuan beku berkomposisi asam
hingga menengah seperti (granit, granodiorit, tanolit)
Gejala
yang terakhir dapat dilihat di daerahpugunungan lipatan yang telah terbentuk.
Dimana deratan gunung api kuarter mencul didaerah rangkaian pegunungan yang
melingkari sirkum fasifik dam mediteranian.
Konsep
lempeng tektonik, pada intinya menjelaskan bahwa kulit bumi terdiri dari
beberapa bagian ;empeng yang kokoh, yang bergerak satu dengan yang lainnya,di
atas massa astenosier denagn kecepatan rata-rata 10cm/tahun atau 100km/10tahun
(Morgan,1968) dan (Hamilton,1970) dalam Aizwar dkk (1988:71) lermpeng-lempemg
yang kokoh saling bergerak yang masing-masing disebut lempeng samudra dan
lempeng benua yang berbeda sifatnya. Apabila kedua lempeng tersebut bergerak
saling mendekat,maka umumnya lempeng samudra akan tertekuk ke bawah lempeng
benua hingga jauh kedalam lapisan astenosfer.
Bammelen
(1949) dalam Aizwar dkk (1988:66) mengajukan teori undasi yang pada intinya
bahwa gerakan vertical massa kerak bumi akan menghasilkan tenaga gravitasi
potensial yang membentuk medan tegasan dalam. Sebagai konpensasi dari tenaga
potensial tersebut, kadang-kadang terjadi pergeseran massa secara mendatar yang
disebut dengan tektonik gravitasi. Namun gerakan utamanya adalah gerakan ke
atas yang di namakan denunasi. Yang berasal dari bahasa latin unda yang
berarti gelombang. Dalam proses geodinamik dan struktur sering digunakan istilah
undalisation yang berarti gelombang kecil. Merupakan pelipatan yang dihasilkan
oleh gaya-gaya mendatar yang akhirnya membentuk antiklinal dan siklinal.
Bentukan Muka Bumi
Pada dasarnya bentuk-bentuk muka bumi dibagi menjadi 2 (dua), yakni bentuk
muka bumi pada wilayah daratan dan bentuk muka bumi pada wilayah lautan.
Masing-masing bentuk muka bumi baik di daratan maupun di lautan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Lalu apa saja bentuk muka bumi di wilayah
daratan dan lautan tersebut. Berikut akan dijelaskan lebih rinci bentuk-bentuk
muka bumi di kedua wilayah tersebut.
1. Di daratan
Bentuk muka bumi di wilayah daratan berada di
permukaan bumi yang tidak tertutupi air. Bentuk muka bumi di daratan ini
terbagi menjadi 3 (tiga), yakni: dataran rendah, dataran tinggi, gunung, dan pegunungan.
·
Dataran
rendah. Merupakan suatu bentang alam tanpa banyak memiliki perbedaan ketinggian
antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dataran ini mempunyai ketinggian
mencapai 200 m di atas permukaan air laut. Contoh dari dataran rendah, yakni dataran
aluvial (contoh dataran aluvial di Sumatra Bagian Timur).
·
Dataran
tinggi. Merupakan dataran yang luas yang letaknya di daerah tinggi atau
pegunungan. Dataran tinggi terbentuk sebagai akibat hasil erosi dan
sedimentasi. Dataran ini juga dinamakan plato, contoh dataran tinggi gayo,
dataran tinggi dieng.
·
Gunung.
Merupakan bentuk muka bumi yang berbentuk kerucut atau kubah berdiri sendiri.
Pada beberapa gunung ditemukan juga yang bersambung dengan gunung lainnya,
namun bentuk terpisahnya masih jelas. Umumnya gunung merupakan gunung berapi,
contoh gunung bromo, gunung semeru, dan gunung merapi.
·
Pegunungan.
Bentuk muka bumi ini berbeda dengan gunung, tetapi juga memiliki persamaan
yakni letaknya sama-sama tinggi. Perbedaannya adalah kalo pegunungan merupakan
suatu jalur memanjang yang berhubungan antara puncak yang satu dengan puncak
yang lainnya. Pegunungan biasanya relatif luas. Pegunungan dapat dibedakan
menjadi pegunungan tua dan muda. Pegunungan tua merupakan pegunungan yang
relatif rendah dengan puncaknya yang relatif tumpul dan lerengnya landai
(contoh pegunungan skandinavia dan australia timur), sedangkan pegunungan muda
pada umumnya tinggi denga puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam.
Contoh dari pegunungan di Indonesia adalah pegunungan bukit barisan.
2. Di lautan
Bentuk muka bumi di wilayah lautan merupakan
daerah yang tergenang oleh air laut dan letaknya di dasar laut. Contoh relief
dasar laut, yakni:
·
Palung
laut (trough) merupakan daerah ingresi di laut yang bentuknya memanjang. Contoh
palung sunda (7450 meter)
·
Lubuk
laut (basin) terjadi akibat tenaga tektonik merupakan laut ingresi dan
bentuknya bulat. Contoh lubuk sulawesi, lubuk banda
·
Gunung
laut adalah gunung yang kakinya ada di dasar laut dan puncaknya menjulang ke
atas permukaan air laut. Contoh gunung krakatau.
·
Punggung
laut merupakan satuan atau deretan bukit di dalam laut. Contoh punggung laut
Sibolga.
·
Ambang
laut adalah punggung laut yang memisahkan dua bagian laut atau dua laut dalam
contoh ambang laut sulu, ambang laut sulawesi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Eirlangga, 2007
di unduh pada tanggal 25 november 2007 http://elank37.wordpress.com/2007/11/25/elank37wordpresscom-3/
Ø Administrator,2010
di unduh pada tanggal 21 januari 2010
Ø Fetriyanorrahman,
2010 diunduh pada tanggal 25 agustus 2010 http://www.zimbio.com/member/fetriyan/articles/ZHxtOJFji0C/Pengertian+Vulkanisme
Ø Heru
subagio, 2010 di unduh pada tanggal 29 januari 2010
Ø Drs. Sugiyanta I
gede, M,Si, 2003. Geomorfologi 1 (Buku
Ajar). Lampung
iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar